REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNGKIDUL -- Wilayah Dusun Wonosari RT 03/03 Semoyo Patuk Gunungkidul, DIY, kerap mengalami persoalan kekeringan setiap musim kemarau tiba. Kondisi itu menyebabkan warga di sana kesulitan mencari air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti minum, makan, mencuci, dan mengairi ladang.
Tergerak untuk menuntaskan masalah itu, Lembaga Sosial Baitul Maal Indonesia Lazismu KL BMT BIF, pun turun tangan. Dengan program unggulan Wakaf Sumur Bor, mereka lantas membuat sarana sumur bor di sana, yang dimulai pada akhir 2019 lalu.
Saat ini, sarana sumur bor itu sudah selesai dibangun. Peresmiannya pun diadakan pada Ahad (23/2) di dusun setempat. Acara dibarengi dengan kegiatan pengajian akbar dengan mengambil tema ‘Memajukan Indonesia Mencerahkan Semesta’.
Hadir pada kesempatan itu Wakil Bupati Gunungkidul, Immawan Wahyudi, dan Ketua PWM DIY, Gita Danu Pranata, yang sekaligus meresmikan serta menyerahkan bantuan tersebut kepada warga Dusun Wonosari. Dari penjelasan ketua panitia kegiatan, Saifu Rijal, bantuan sumur bor itu dalam upaya membantu warga dusun setempat untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
Diharapkan, lanjut dia, kemanfaatan sumur bor ini bisa dirasakan oleh donatur maupun masyarakat yang menerima manfaatnya. “Program ini akan terus kita lanjutkan tiap tahunnya guna mengatasi persoalan krisis air bersih di wilayah terpencil yang kerap mengalami kekeringan setiap musim kemarau,” kata dia.
Lebih lanjut Saifu mengungkapkan, selain bantuan sumur bor, pihaknya juga memberikan bantuan lain yakni berupa 1.000 bibit tanaman sereh wangi. Melalui bantuan ini, diharapkan dapat membantu meningkatkan kegiatan UMKM dan berdampak pada kesejahteraan ekonomi warga.
“Jadi kita juga fokus pada pemberdayaan warga. Sereh wangi bisa diolah menjadi minyak wangi pijat dan kesehatan lainnya. Nantinya, model bantuan program di Dusun Wonosari ini akan menjadi percontohan,” jelasnya.
Sementara itu, Sekretaris Lazismu KL BMT BIF, Sutardi, menambahkan pihaknya terus mencari titik-titik lokasi untuk dibuatkan sumur bor, dengan fokus masih di wilayah Gunungkidul. Dengan semakin banyak masyarakat dapat menikmati sarana air bersih, maka bisa mengatasi masalah krisis air bersih pada musim kemarau.
Namun demikian, diakui terkait pemberdayaan ekonomi warga, juga menjadi perhatian tersendiri. Hal ini pula yang kemudian mendorong pihaknya memberikan bantuan bibit tanaman sereh wangi, untuk selanjutkan dibudidayakan oleh warga.
Nantinya, kata konsultan Lazismu, Agus Haitami, di Dusun Wonosari, bakal dibangun pabrik pengolahan tanaman sereh wangi. Pihaknya akan membeli tanaman yang sudah dibudidayakan warga untuk kemudian diolah menjadi produk minyak wangi. “Kita juga bakal memasarkan produk yang sudah dihasilkan,” katanya.