Sabtu 22 Feb 2020 18:04 WIB

Operasional Bandara Minangkabau tak Terkendala Angin Kencang

Hingga sat ini, seluruh penerbangan masih berjalan normal.

PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Internasional Minangkabau, Sumatera Barat, mengatakan, angin kencang dengan tidak mengganggu operasional penerbangan (Foto: suasana Bandara Internasional Minangkabau)
Foto: Republika/Febrian Fachri
PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Internasional Minangkabau, Sumatera Barat, mengatakan, angin kencang dengan tidak mengganggu operasional penerbangan (Foto: suasana Bandara Internasional Minangkabau)

REPUBLIKA.CO.ID, PARIAMAN -- PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Internasional Minangkabau, Sumatera Barat, mengatakan, angin kencang dengan tidak mengganggu operasional penerbangan. Hingga sat ini, seluruh penerbangan masih berjalan normal.

"Alhamdulillah sampai saat ini kondisi itu tidak mengganggu operasional penerbangan, semua berjalan normal," kata Executive General Manager (EGM) PT Angkasa Pura II Bandara Internasional Minangkabau Yos Suwagiyono di Padang Pariaman, Sabtu (22/2).

Baca Juga

Ia menyampaikan, sesuai data yang disampaikan dari laporan final harian pada 21 Februari 2020, dari 66 pergerakan pesawat udara tidak ada terjadi penundaan penerbangan. "Secara operasional on time performance mencapai 66,66 persen dari total rata-rata keseluruhan penerbangan," ujarnya.

Sebelumnya Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteroologi Minangkabau menyampaikan terjadi fenomena angin kencang di wilayah Sumatera Barat terutama di bagian barat Bukit Barisan. Berdasarkan data, kecepatan angin mencapai 60 kilometer per jam.

"Fenomena angin kencang dan cuaca cerah tersebut karena adanya pengaruh angin timur laut di Sumatera Barat yang bergerak ke pusat tekanan rendah di Samudra Hindia," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Minangkabau Sakimin.

Hal ini menyebabkan terdapat proses pergerakan udara turun atau subsidensi, yang meningkatkan kecepatan angin turun terutama di lereng-lereng perbukitan hingga dataran rendah. Selain itu, arus udara subsidensi ini juga tidak mendukung proses pertumbuhan awan-awan sehingga kondisi cuaca di Sumatera Barat cenderung cerah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement