REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro mengharapkan Indonesia untuk menguasai kemandirian teknologi keantariksaan dan penerbangan.
"Saya harapkan ke depannya teknologi keantariksaan dan penerbangan ini terus dikuasai sehingga nanti Indonesia mandiri dalam alutsista untuk roket, kemudian mulai menunjukkan kemandirian dalam satelit bahkan kalau bisa sampai telekomunikasi dan kemudian juga mulai bisa menunjukkan kemandirian paling tidak untuk transportasi udara antardaerah di Indonesia," kata Menristek Bambang kepada wartawan saat mengunjungi Pusat Teknologi Satelit Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) di Rancabungur, Bogor, Jawa Barat, Jumat (21/2).
Ia mendorong Lapan semakin meningkatkan kemampuan dan penguasaan teknologi di bidang penerbangan dan keantariksaan.
Dalam kunjungan ke fasilitas penelitian dan pengembangan Lapan, Menristek Bambang berpesan agar lembaga itu masuk dalam ranah yang lebih besar, yaitu penyelenggaraan antariksa, khususnya bandar antariksa internasional di Pulau Biak.
Dia juga menginginkan segera terwujud satelit konstelasi orbit rendah untuk komunikasi yang didesain oleh Lapan dan diluncurkan dari stasiun bumi Indonesia dengan roket buatan Lapan.
Indonesia sebagai bangsa yang besar dan merupakan ekonomi ke-16 terbesar di dunia serta memiliki penduduk keempat terbesar di dunia harus menguasai teknologi yang terkait dengan angkasa luar. "Jadi kita tidak bisa membatasi hanya kepada teknologi yang selama ini kita lihat sehari-hari tetapi juga harus mengeksplor baik itu laut dalam sampai ke angkasa luar," ujarnya.
Indonesia juga harus terus mengembangkan kemampuan teknologi terkait dengan roket karena bagaimana pun roket salah satu aspek penting pertahanan.