Jumat 21 Feb 2020 07:56 WIB

Bendungan Keureto Diklaim Bisa Kurangi Banjir di Aceh Utara

Bendungan Keureto berkapasitas 215 juta meter kubik ditargetkan rampung pada 2021

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Esthi Maharani
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Proyek Strategis Nasional Bendungan Keureto berkapasitas 215 juta meter kubik ditargetkan rampung pada tahun 2021 mendatang. Proyek tersebut diharapkan mampu mengurangi risiko banjir yang kerap terjadi di Kabupaten Aceh Utara, Aceh.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono mengatakan, perubahan iklim menjadi tantangan dalam pengelolaan sumber daya air. Pergeseran masa musim hujan dan kemarau, cuaca, serta pola hujan yang durasinya lebih singkat namun berintensitas tinggi kerap mengakibatkan banjir di sejumlah wilayah.

"Karena itu kita perlu banyak bendungan supaya banjir dapat dikurangi secara signifikan," ujarnya. 

Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera I, Djaya Sukarno mengatakan, progres pembangunan Bendungan Keureto hingga saat ini telah mencapai 70 persen. Adapun bendungan ini membendung sungai Krueng Keureto yang memiliki enam anak sungai sebagai penyebab utama banjir di daerah hilir.

Ia menyebut, meski bendungan belum rampung 100 persen, masyarakat sekitar menuturkan bahwa banjir sudah mulai berkurang.  "Bendungan ini bisa untuk pengendalian banjir. Nanti akan kita saving volume air. Selama ini banjir menggenangi daerah Lhoksukon, ibu kota Aceh Utara," kata Djaya saat ditemui di Banda Aceh, Kamis (21/2).

Bendungan tersebut, kata Djata sekaligus untuk menambah air irigasi Alu Ubay dan Jambo Aye sehingga meningkatkan akses masyarakat terhadap air bersih. Setidaknya penyediaan air baku yang dihasilkan sebesar 0,50 meter kubik per detik dan menyuplai air irigasi seluas 9.420 hektare.

Pihaknya juga menyebut bahwa kontraktor telah menyiapkan kanal untuk pembangkit listrik. Bendungan Keureto berpotensi menjadi sumber energi untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA) berkapasitas 6,34 megawatt.

"Kami sudah bangun infrastruktur untuk pemanfaatan airnya, tinggal nanti mungkin generator turbinnya dari PLN atau apapun yang ada di situ," ujarnya.

Sebagai informasi, bendungan tersebut dibangun sejak tahun 2015 dengan total anggaran pemerintah sebesar Rp 1,7 triliun. Pelaksanaan pembangunan dilakukan secara bertahap melalui tiga paket proyek.

Paket pertama dikerjakan oleh PT Brantas Abipraya (Persero) dan PT. Pelita Nusa Perkasa (KSO). Kemudian paket kedua oleh PT Wijaya Karya (Persero) Tbk serta PT Hutama Karya-Perapen untuk paket ketiga . Saat ini progres konstruksi bendungan telah mencapai 68 % dan ditargetkan selesai akhir 2020. 

Bendungan Keureuto merupakan satu dari 49 bendungan baru yang dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Balai Wilayah Sungai Sumatera 1, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dalam periode 2015-2019.

Peningkatan jaringan irigasi juga dilakukan dengan membangun tiga daerah irigasi (DI) di Provinsi Aceh. Yakni DI Lhok Guci di Kabupaten Aceh Barat, DI Jambo Aye Kanan di Kabupaten Aceh Utara dan Timur, dan DI Rajui di Kabupaten Pidie.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement