Kamis 20 Feb 2020 20:05 WIB

Warga Terdampak Longsor di Garut Masih Mengungsi

Ada puluhan rumah warga terdampak longsor di Garut.

Warga Terdampak Longsor di Garut Masih Mengungsi. FOto: Bencana tanah longsor terjadi di Desa Sukamaju, Kecamatan Talegong, Kabupaten Garut, Senin (17/2).
Foto: Dok BPBD Kab Garut
Warga Terdampak Longsor di Garut Masih Mengungsi. FOto: Bencana tanah longsor terjadi di Desa Sukamaju, Kecamatan Talegong, Kabupaten Garut, Senin (17/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puluhan warga terdampak bencana tanah longsor di Desa Sukamaju, Kecamatan Talegong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (17/2) masih mengungsi di rumah kerabat. Ini karena khawatir terjadi longsor susulan menimpa rumahnya.

"Ada 24 rumah dan satu masjid yang terdampak, untuk warga sampai sekarang masih mengungsi," kata Kepala Desa Sukamaju, Yeyet kepada wartawan, di Garut, Kamis (20/2).

Baca Juga

Ia menuturkan, tercatat warga yang tinggal di daerah terdampak longsor Kampung Legok Bintilu sebanyak 73 orang mulai kalangan usia anak-anak dan dewasa.

Rumah mereka, kata Yeyet, berada di zona bahaya atau rawan bencana longsor susulan yang bisa mengancam jiwa warga di kampung itu.

"Itu zona merah, sudah tak bisa ditinggali lagi," katanya.

Yeyet menyampaikan, selama ini daerah yang menjadi tempat pengungsian warga masih dinyatakan aman dari ancaman bencana alam.

Terkait kebutuhan pokok warga selama di pengungsian, kata dia, aman, semua sudah terpenuhi bantuan dari Dinas Sosial Kabupaten Garut.

"Didirikan juga pos pelayanan kesehatan, untuk warga yang merasa sakit dapat memeriksakan diri ke pos tersebut," katanya.

Yeyet menambahkan, sampai saat ini belum ada perintah sampai kapan warga harus mengungsi atau mengosongkan rumahnya.

Sementara kebutuhan logistik yang disediakan pemerintah, kata dia, hanya diberikan untuk kebutuhan selama tiga hari di pengungsian.

"Sampai sekarang logistik masih dibantu oleh pemkab, untuk selanjutnya mungkin akan swadaya minta ke warga yang mampu," katanya.

Sebelumnya, bencana tanah longsor menerjang pemukiman penduduk, bahkan menyebabkan satu orang tewas tertimbun tanah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement