REPUBLIKA.CO.ID, KAJEN -- Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Pekalongan sejak Rabu (19/2) petang hingga Kamis (20/2), menyebabkan sejumlah wilayah tergenang banjir. Data BPBD setempat menyebutkan, ada sembilan desa di tiga kecamatan yang sebagian besar wilayahnya tergenang air.
Di beberapa lokasi, genangan air mencapai ketinggian lebih dari 1 meter. Kondisi itu menyebabkan sebagian warga mengungsi ke lokasi yang tidak tergenang air. '
'Kami catat ada sebanyak ratusan orang yang mengungsi. Kami masih melakukan assesment mengenai data pengungsi ini,'' kata Kepala BPBD Kabupaten Pekalongan, Budi Raharjo, Kamis (20/3).
Menurutnya, hasil pendataan yang dilakukan BPBD sembilan desa di wilayah tiga kecamatan yang tergenang banjir. Antara lain, di wilayah Kecamatan Siwalan yang meliputi Desa Mejasem, Desa Tengengwetan, dan Desa Pait. Kemudian di Kecamatan Tirto meliputi Desa Pucung, Desa Samborejo, Desa Pacar, Desa Karangjompo dan Desa Tegaldowo. Sedangkan di Kecamatan Wiradesa, hanya ada satu desa yang tergenang banjir yakni wilayah Keluarahan Bener. ''Bila ditotal seluruhnya ada ribuan rumah dan bangunan yang tergenang air, karena wilayah yang terendam memang merupakan wilayah padat penduduk,'' ujarnya.
Terkait bencana itu, Wakil Bupati Arini Harimurti dengan didampingi pejabat terkait, mengunjungi beberapa wilayah yang tergenang banjir. Antara lain, di Desa Pacar Kecamatan Tirto. ''Saya ke sini ntuk memastikan para pengungsi itu dalam kondisi yang baik, terutama anak-anak,'' katanya saat meninjau lokasi pengungsian di Masjid Pabrik Dupantex Desa Pacar Kecamatan Tirto.
Dia menyebutkan, dari data yang dia terima dari BPBD, di lokasi pengungsian ini ada sekitar 240 orang yang mengungsi. ''Jumlah tersebut hanya berasal dari Desa Pacar Kecamatan Tirto saja, kalau di tempat lain masih dalam batas tidak untuk mengungsi atau bisa ditoleransi,'' katanya. Meski demikian Wabup menyebutkan, untuk warga yang belum mengungsi juga tetap mendapat perhatian Pemkab Pekalongan dan Kodim 0710 Pekalongan. Terutama untuk kebutuhan logistik. ''BPBD sudah berbagai kebutuhan logistik, seperti makanan cepat saji, perlengkapan kesehatan hingga kebutuhan balita seperti selimut, handuk dan popok,'' katanya.
Mengenai banjir yang terjadi, dia menyebutkan, bencana ini terjadi karena curah hujan yang terjadi memang sangat tinggi. Bahkan kondisi itu masih berlangsung hingga Kamis (20/2), sehingga genangan air surut lebih lama. ''Untuk itu, kami minta agar masyarakat bisa bersabar dalam menghadapi musibah,'' katanya.
Dandim 0710 Pekalongan Letkol Inf Arfan Johan Wihananto, mengatakan sejak terjadi hujan deras Rabu (19/2) petang, pihaknya sudah langsung menurunkan personel ke lapangan untuk membantu warga. ''Ada puluhan personel yang sudah kami siagakan untuk membantu masyarakat. Anggota juga kami perintahkan untuk membantu penyaluran logistik bagi warga,'' ujarnya.
Kades Pacar Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan Mulyono mengatakan, wilayah yang mengalami banjir di desanya meliputi 4 wilayah RT. Jumlah rumah yang terendam mencapai 632 rumah dengan rata-rata ketinggian banjir 50 hingga 80 centimeter. ''Para korban banjir sebagian besar mengungsi di Masjid Pabrik Dupantex, dan ada juga yang enggan mengungsi khususnya para suami karena menunggui rumahnya dan mengantisipasi bila nanti air tambah tinggi dan harus menyelamatkan harta bendanya,'' katanya.
Dia menyebutkan, musibah banjir memang sudah sering terjadi di desa kami. Untuk itu, dia meminta Pemkab Pekalongan segera merealisasikan program normalisasi Sungai Meduri dan membuat drainase yang ada di wilayah Kecamatan Tirto.
''Untuk logistik bagi pengungsi, Alhamdulillah sudah langsung tersedia oleh Pemkab Pekalongan,'' katanya.