Kamis 20 Feb 2020 16:33 WIB

Pengungsi Longsor Garut Alami Trauma

Korban longsor enggan kembali ke rumahnya karena takut terjadi longsor susulan.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah pengungsi terdampak longsor di Kampung Legok Bintinu, Desa Sukamaju, Kecamatan Talegong, Kabupaten Garut, memeriksakan kondisi mereka di pos kesehatan, Kamis (20/2).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Sejumlah pengungsi terdampak longsor di Kampung Legok Bintinu, Desa Sukamaju, Kecamatan Talegong, Kabupaten Garut, memeriksakan kondisi mereka di pos kesehatan, Kamis (20/2).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Puluhan warga yang terdampak longsor di Kampung Legok Bintinu, Desa Sukamaju, Kecamatan Talegong, Kabupaten Garut, masih mengungsi hingga Kamis (20/2). Mereka masih enggan kembali ke rumahnya karena takut terjadi longsor susulan.

Petugas kesehatan Puskesmas Talegong, Uteng Masyur mengatakan, sejak kejadian longsor warga memilih mengungsi di rumah warga yang lebih aman. Menurit dia, warga yang terdampak mengalami trauma.

"Kalau kondisi fisik relatif baik, tapi psikologisnya karena trauma. Belum terlalu parah. Mereka jadi takut," kata dia.

Ia mengatakan, petugas kesehatan Puskesmas Talegong berusaha menyembuhkan trauma mereka dengan membuat tertawa. Namun, masih ada warga yang terus murung.

Selain itu, lanjut dia, warga yang sejak awal mengungsi juga mulai mengeluhkan kondisinya. Warga mengeluh batuk, flu, dan sakot lutut. Oleh petugas kesehatan mereka diberikan obat dan vitamin. Jika kondisinya parah, mereka akan dibawa ke puskesmas.

"Soalnya di posko kita hanya membawa obat ringan," kata dia.

Uteng mengatakan, posko kesehatan itu bersifat fleksibel. Selama pemerintah desa masih membutuhkan, pihaknya akan membuka posko kesehatan di lokasi itu. Di posko itu terdapat tiga orang perawat, dua bidan, satu promotor kesehatan, dan satu dokter.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement