Kamis 20 Feb 2020 15:46 WIB

Sukabumi Naikkan Target Penyerapan Tenaga Kerja

Calon tenaga kerja akan diberikan keterampilan tambahan oleh pemerintah Sukabumi.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Friska Yolanda
Job Fair (ilustrasi). Kota Sukabumi menaikkan target penyerapan tenaga kerja hingga 5.500 orang per tahun.
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Job Fair (ilustrasi). Kota Sukabumi menaikkan target penyerapan tenaga kerja hingga 5.500 orang per tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kota Sukabumi menaikkan target penyerapan tenaga kerja hingga 5.500 orang per tahun. Peningkatan ini karena pada tahun sebelumnya target penyerapan tenaga kerja yang ditetapkan sebanyak 5.000 orang bisa tercapai.

"Pencapaian ini dengan memanfaatkan peluang kerja baik yang ada di dalam maupun luar negeri," ujar Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Sukabumi Didin Syarifudin kepada Republika.co.id, Kamis (20/2). 

Para calon tenaga kerja itu telah lebih dahulu diberikan tambahan keterampilan oleh pemerintah. Selanjutnya, mereka difasilitasi ke sejumlah perusahaan sesuai dengan bidang keahliannya. Hasilnya penyerapan tenaga kerja pada 2019 lalu melampaui target dari 5.000 orang yakni sekitar 5.500 orang.

Hal ini juga dibarengi dengan penumbuhan wirausaha baru melalui program Sukabumi Kelurahan Entrepreneurship Center (Kece). Di mana pada 2019 lalu ada sebanyak 210 orang yang mengikuti program tersebut.

"Pada 2020 ini ditargetkan penyerapam tenaga kerja meningkat menjadi 5.500 hingga 6.000 orang," ungkap Didin.

Untuk mencapainya pemkot akan menggelar bursa kerja pada April 2020 mendatang yang membuka kesempatan kerja di sejumlah perusahaan dalam jumlah banyak.

Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi menambahkan, saat ini kebutuhan lapangan kerja atau ketersediaan lapangan kerja belum berbanding lurus dengan pencari kerja. Sehingga diperlukan inovasi dan kolaborasi pemerintah pusat dengan pemda serta dunia pendidikan dan dunia industri. 

Targetnya lanjut Fahmi, bagaiamana pencari kerja terfasilitasi dengan baik. Pencari kerja ini tidak hanya terfasilitasi dengan baik di dalam negeri akan tetapi berjejaring hingga luar negeri. 

Namun khusus untuk luar negeri kata Fahmi, pemerintah pusat mengamanatkan kurangi pekerja non formal. Sebabnya tidak bisa dipungkiri SDM Indonesia terdidik dan mempunyai keterampilan sehingga harus naik kelas.

Dalam artian, Indonesia jangan mau dianggap sebagai negara ketiga yang hanya mengirim tenaga kerja non formal. Justru Indonesia sebagai negara besar mampu mengirim tenaga kerja formal.

Fahmi menuturkan, pemerintah berupaya mencetak warga yang mempunyai skill, attidude, dan budaya disiplin. Nantinya ketika ada peluang kerja di luar negeri bisa diakses karena sudah mempersiapkan diri.

Penyerapan tenaga kerja juga dapat terwujud bila ada kolaborasi dengan konsep pentahelix yakni akademisi, bisnis, community, government, dan media (ABCGM). Tantangannya, Di kota Sukabumi lulusan SMA sederajat mencapai 6.000 orang per tahun. Jumlah tersebut belum ditambah lulusan tahun sebelumnya.

Dengan membuka jejaring bisa merespons dengan cepat peluang yang ada. Hal ini sejalan dengan pepatah kalau kita ingin berprestasi maka harus dicita-citakan jangan hidup tanpa ada roadmap kehidupan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement