Kamis 20 Feb 2020 15:20 WIB

Pemkot Serang Bentuk Badan Khusus Kelola Banten Lama

Kawasan Kesultanan Banten akan dijadikan destinasi wisata religi dunia

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Hiru Muhammad
Ekskavasi Arkeologi Keraton Kesultanan Banten di reruntuhan bagian utara Keraton Surosowan, di Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Banten. Beberapa peninggalan masa kesultanan ditemukan seperti uang logam dari berbagai negara hingga berbagai keramik penjnggalan masa itu, Jumat (26/7).
Foto: Republika/Alkhaledi Kurnialam
Ekskavasi Arkeologi Keraton Kesultanan Banten di reruntuhan bagian utara Keraton Surosowan, di Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Banten. Beberapa peninggalan masa kesultanan ditemukan seperti uang logam dari berbagai negara hingga berbagai keramik penjnggalan masa itu, Jumat (26/7).

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG--Pemerintah Kota (Pemkot) Serang akan membentuk badan khusus untuk mengelola salah satu destinasi wisata andalannya, Kawasan Kesultanan Banten atau Banten Lama. Badan ini rencananya dibentuk sebagai operator atau organisator dalam semua kegiatan wisata di lingkup Banten Lama yang terletak di Kecamatan Kasemen, Kota Serang ini.

Seperti diketahui Banten Lama menjadi tujuan favorit masyarakat lokal hingga luar daerah yang memperlihatkan berbagai peninggalan Kesultanan Banten. Berbagai petilasan seperti Masjid Agung Banten, Makam Sultan Maulana Hasanuddin beserta keluarganya, Keraton Surosowan, Istana Kaibon, hingga Benteng Speelwijk menjadi magnet banyak orang untuk berwisata ke Kota Serang.

"Badan ini adalah saran dari Pemprov Banten, jadi badan itu yang akan mengorganisir, mengoprasionalkan, menjalankan semua kegiatan wisata di destinasi wisata Kesultanan Banten.

Tapi sementara kita masih menunggu penyelesaian revitalisasi Banten Lama oleh pemprov, karena masih dalam masa pembangunan jadi belum dibentuk," kata Kepala Dinas Pemuda Dan Olahraga (Disparpora), Akhmad Zubaidillah, Kamis (20/2).

Menurutnya, pembentukan badan khusus ini memang diperlukan karena melihat besarnya animo masyarakat yang berkunjung ke Kawasan Kesultanan Banten. Adapun progres pembentukannya saat ini disebutnya masih dalam tahap perencanaan dan sedang dibahas di bidang organisasi Pemkot Serang.  "Kita masih menunggu apakah nanti berbentuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) ataukah setingkat eselon 4 atau 3, atau menjadi badan yang menempel di Disparpora atau terlepas," jelasnya.

Mengenai permasalahan yang kerap timbul di destinasi tersebut seperti parkir liar, sampah, hingga masalah transportasi dikatakannya menkadi alasan kuat untuk membentuk badan ini. Terlebih isu aksesabilitas menuju Masjid Agung Banten yang banyak dikeluhkan masyarakat. 

"Masalah parkir dan lainnya kalau sudah ada badan kan bisa lebih teratasi, badan kan terdiri dari kepla sampai bawahn yang bisa mengontrol pangsung Banten Lama. Masalah transportasi juga, wisatawan  jauh sekali kalau dia turun dari tempat pemberhentian bus ke Masjid Agung, itu juga akan diberikan solusi," ujarnya.

Gubernur Banten Wahidin Halim mengatakan Pemprov Banten akan mendorong Kawasan Kesultanan Banten sebagai destinasi wisata religi tingkat dunia. Hal ini juga sejalan dengan proyek revitalisasi yang dilakukan pihaknya hingga membuat kawasan ini lambat laun berubah dari destinasi kotor dan jorok, menjadi kawasan wisata religi yang representatif.

Wahidin juga menyebut, untuk menambah daya pikat agar masyarakat luar Banten datang ke Kawasan Kesultanan, pemprov telah merancang pembangunan sejumlah fasilitas lainnya seperti  pusat kajian kitab Syekh Nawawi, rumah tahfidz dan fasilitas lainnya.

“Kita tidak hanya ingin membangun lingkungan masjid saja, tapi kita juga membangun budaya, membangun ekonomi, membangun sosialnya. Makanya di beberapa titik nanti ada pusat kajian kitab, kitab Syekh Nawawi, ada rumah tahfidz sampai ada rumah debus,” tuturnya.

Proyek revitalisasi ini dikatakannya selain bermaksud ingin mengembalikan era kejayaan Banten sebagai pusat budaya dan pusat kajian seperti masa lalu, juga bermaksud menibgkatkan ekonomi masyarakat melalui sektor pariwisata. "Dengan dana hampir Rp 200 miliar, setelah direvitalisasi jumlah pengunjung yang datang ke Kesultanan Banten mencapai sembilan juta orang dalam satu tahun. Jumlah itu diharapkan mampu memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat," ujarnya.

Wakil Presiden Ma'ruf Amin dalam kunjungannya ke Banten beberapa waktu lalu juga mengatakan Pemerintah Pusat akan mendukung dan memberikan kemudahan bagi Pemprov Banten dalam membangun wisata religi di Kawasan Kesultanan Banten Lama.  “Pemerintah Pusat pun akan memberikan dukungan, baik dalam bentuk infrastruktur hingga hal-hal yang dibutuhkan lainnya. Saya pun tentu menyambut baik inisiatif Pemerintah Provinsi Banten, yang akan menjadikan Banten sebagai pusat wisata religi dunia,” kata Maruf Amin.

Ma'ruf yang juga merupakan warga asli Banten mengungkapkan apresiasinya kepada Pemprov Banten atas revitalisasi yang dilakukan ini. Menurutnya, penataan di situs ini akan membantu masyarakat memahami sejarah kejayaan Banten pada masa lampau.

"Saya apresiasi kepada gubernur yang sudah merawat tempat bersejarah terutama di Kawasan Kesultanan Banten ini. Saya sebagai orang Banten bangga kalau Banten mulai dikenal lagi setelah jauh sebelum Indonesia merdeka, Kesultanan telah dikenal dan bahkan mempunyai hubungan dengan berbagai negara hingga ke Kesultanan Turki," katanya. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement