Kamis 20 Feb 2020 13:57 WIB

Evakuasi WNI dari Kapal Pesiar Jepang Tunggu Komando Jokowi

Jokowi akan memutuskan evakuasi terhadap WNI di kapal pesiar dalam 1-2 hari ke depan

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Esthi Maharani
Pengunjung berjalan melewati kapal pesiar Diamond Princess yang dikarantina pada hari Ahad, (16/2), di Yokohama, dekat Tokyo.
Foto: AP/Jae C Hong
Pengunjung berjalan melewati kapal pesiar Diamond Princess yang dikarantina pada hari Ahad, (16/2), di Yokohama, dekat Tokyo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proses evakuasi 78 warga negara Indonesia (WNI) di kapal pesiar Diamond Princess yang berlabuh di Yokohama, Jepang tinggal menunggu komando Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy menjelaskan, Presiden Jokowi akan memutuskan kebijakan evakuasi terhadap WNI di kapal pesiar tersebut dalam 1-2 hari ke depan.

"Kami sudah sampaikan opsi ke Presiden, dan Presiden akan mempertimbangkan 1-2 hari ini keputusan di tangan beliau, saya yakin Presiden akan mempertimbangkan dengan jernih seperti pengalaman saat kita bimbang evakuasi dari Wuhan (Cina)," kata Muhadjir usai menghadap Presiden Jokowi di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (20/2).

Presiden pun sudah meminta seluruh jajarannya, termasuk Menteri Kesehatan, Menteri Luar Negeri, dan Panglima TNI, untuk memastikan kesiapan fasilitas dan sumber daya bila evakuasi WNI benar-benar dilakukan. Kendati begitu, ujar Muhadjir, sejumlah hal masih dipertimbangkan termasuk soal perizinan dan protokol kesehatan yang diterapkan pemerintah Jepang. Perlu diketahui, dari 78 WNI yang bertahan di atas kapal Diamond Princess, ada 4 orang di antaranya yang positif terjangkit virus korona (Covid-19).

"Kalau yang sakit tidak boleh dievakuasi kan harus dirawat di sana, ini yang evakuasi yang sehat cuma kasusnya agak beda di Wuhan dengan yang di kapal ini," ujar Muhadjir.

Berbeda dengan evakuasi WNI di Wuhan, WNI di Yokohama bertahan di atas kapal pesiar. Artinya, koordinasi perizinan dilakukan tak hanya dengan pemerintah Jepang namun juga perusahaan pemilik kapal. Pemerintah Indonesia pun tetap menyiapkan kebijakan karantina atau observasi terhadap WNI yang sehat bila nanti jadi dipulangkan.

"Kemungkinan (di Natuna), tadi kami sudah mengajukan beberapa opsi kepada Presiden, dan masih akan dipertimbangkan," katanya.

Sementara itu Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menambahkan bahwa pemerintah belum bisa memutuskan rencana evakuasi terhadap WNI di atas kapal Diamond Princess. Pemerintah masih harus berkoordinasi dengan otoritas Jepang terkait perizinan dan prosedur pemulangan.

"(WNI) positif (korona) kan dalam perawatan Jepang. Kita harus mengecek semua perlengkapannya termasuk kapal kita cek," kata Terawan.

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengonfirmasi ada 4 WNI yang dinyatakan positif terjangkit virus korona di atas kapal pesiar Diamond Princess. Presiden memastikan bahwa seluruh WNI yang sakit mendapat perawatan dari pemerintah Jepang.

Sementara soal kepulangan atau evakuasi terhadap WNI yang sehat, Jokowi mengaku masih harus berkomunikasi dengan otoritas setempat, termasuk perusahaan kapal. Pemerintah, ujar Jokowi, ingin memastikan perlakuan terhadap WNI yang sakit dan sehat sesuai dengan protokol kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Sekali lagi kita masih terus membahasnya dengan otoritas Jepang," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement