REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Wakil Presiden RI, KH Ma'ruf Amin menyinggung angka kemiskinan di Nusa Tenggara Barat (NTB) yang masih tinggi di atas angka kemiskinan nasional. "Selain menangkal radikalisme kita juga punya tugas menurunkan angka kemiskinan. Saya lihat dan baca, Pak Gubernur, angka kemiskinan NTB ini masih di atas angka kemiskinan nasional," kata Ma'ruf Amin di acara kuliah umum dengan tema "Penangkalan Faham Radikalisme di Universitas Mataram (Unram) di Kota Mataram, Rabu (19/2).
Ma'ruf Amin, menyebutkan angka kemiskinan di NTB saat ini mencapai 14 persen. Sementara, angka kemiskinan nasional mencapai sembilan persen. Sehingga, untuk menurunkan itu harus ada upaya serius. "Kalau nasional itu sembilan persen, ternyata NTB 14 persen. Padahal harus kita turunkan sampai enam koma. Makanya harus ada upaya serius," tegasnya.
Selain menyinggung soal angka kemiskinan, Wapres Ma'ruf Amin juga menyinggung masih tingginya angka stunting (kekerdilan) di NTB yang masih di atas nasional. "Angka stunting nasional itu 27, target kita di 2024 jadi 14 persen. Ternyata, angka stunting di NTB masih di atas nasional 33 persen lebih," ucapnya.
Menurut Amin, masalah stunting perlu mendapat perhatian semua pihak, sehingga tumbuh kembang anak-anak Indonesia menjadi lebih baik. "Harus kita tekan, jangan sampai anak kita terkena stunting. Ini menjadi bagian tugas kita, selain radikalisme, kemiskinan, angka stunting dan juga jangan lupa kembangkan usah kecil dan menengah," katanya.