Rabu 19 Feb 2020 13:45 WIB

Reaktivasi Jalur Cibatu Garut Dukung Perekonomian

Reaktivasi jalur kereta dilakukan sejak mati pada 1983 silam.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Dwi Murdaningsih
Warga menyambut kedatangan Kereta Api inspeksi saat tiba di Stasiun Garut pada uji coba jalur perlintasan kereta api Cibatu-Garut di Desa Pakuwon, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (31/1/2020).
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Warga menyambut kedatangan Kereta Api inspeksi saat tiba di Stasiun Garut pada uji coba jalur perlintasan kereta api Cibatu-Garut di Desa Pakuwon, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (31/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Uji coba kereta api relasi Cibatu-Garut yang direaktivasi sejak 2018 telah memasuki tahap akhir. Uji coba rangkaian kereta telah beberapa kali dilakukan di jalur yang telah mati sejak 1983 silam. Reaktivasi jalur ini diharapkan bisa menunjang perekonomian Garut.

Uji coba yang dipimpin oleh Dirut PT KAI dan Bupati Garut itu disambut ribuan pelajar dan warga yang berkumpul di Stasiun Garut. Kedatangan mereka ke stasiun itu untuk melihat langsung kereta inspeksi yang melakukan uji coba tahap terakhir di jalur kereta yang direaktivasi itu.

Baca Juga

Kereta Inspeksi 4 yang digunakan untuk melakukan uji coba itu sampai ke Stasiun Garut pada sekira pukul 10.00 WIB. Para siswa menyambut kedatangan kereta itu dengan mengibarkan bendera merah putih.

Bupati Garut Rudy Gunawan mengatakan wilayahnya  dinilai banyak orang memiliki keindahan alam yang luar biasa. Menurut dia, sepanjang perjalanan menggunakan kereta dari Stasiun Cibatu, Stasiun Pasirjengkol, Stasiun Wanaraja, dan Stasiun Garut, penumpang disuguhkan pemandangan indah berupa kebun jeruk, sawah, dan pegununang.

"Kami berharap kereta ini sebagai bagian untuk menggerakan perekonomian. Kami yakin pasti akan berpengaruh (mengembangkan potensi ekonomi)," kata dia.

Rudy mengatakan, peresmian jalur Cibatu-Garut nanti rencananya akan dihadiri langsung oleh Presiden Joko Widodo. Menurut dia, Presiden sangat antusias untuk meresmikan jalur yang memiliki nilai sejarah itu.

"Kami sudah kirim surat ke Presiden dan beliau juga mau. Tapi belum ada kepastian. Sedang diurus oleh Teten (Menteri KUMKM Teten Masduki)," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement