REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Uji coba jalur kereta Cibatu-Garut kembali dilakukan pada Rabu (19/2). Uji coba yang dilakukan dengan Kereta Inspeksi 4 itu telah memasuki tahap akhir sebelum jalur yang telah mati sejak 36 tahun silam itu beroperasi kembali.
Uji coba jalur reaktivasi itu dipimpin langsung oleh Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Edi Sukmoro dan Bupati Garut Rudi Gunawan. Mereka melakukan pengecekan bersama mulai dari Stasiun Cibatu, Stasiun Pasirjengkol, Stasiun Wanaraja, sampai Stasiun Garut.
Edi mengatakan, uji coba kali ini merupakan tahap akhir dari rangkaian uji coba yang dilakukan PT KAI di jalur reaktivasi Cibatu-Garut. Ia berharap jalur itu akan dapat segera beroperasi.
“KAI ingin memberikan kado spesial kepada masyarakat Garut di hari jadi yang ke-207 Kabupaten Garut di 2020 ini dengan mengoperasikan kembali jalur kereta api Cibatu-Garut,” kata Edi saat tiba di Stasiun Garut.
Ia menjelaskan, jalur kereta Cibatu-Garut awalnya diresmikan tahun 1889 dan merupakan bagian penting dari sejarah Kabupaten Garut itu sendiri. Selain untuk angkutan barang, dulunya jalur itu digunakan oleh angkutan penumpang seperti wisatawan asal Eropa yang ingin berlibur di wilayah Garut.
“Hal ini menunjukkan dengan dioperasikannya kembali jalur ini akan bermanfaat bagi perekonomian di wilayah Garut dan sekitarnya yang memang dari dulu sudah dikenal akan potensi wisatanya,” kata dia.
Ia menambahkan, pengecekan jalur reaktivasi Cibatu-Garut ini untuk memastikan perkembangan terakhir proyek reaktivasi dimana sudah hampir seluruhnya selesai. Menurut dia, PT KAI juga telah beberapa kali menguji kekuatan jalur agar aman saat dilalui oleh kereta api.
Setelah beroperasi, nantinya Stasiun Garut akan dikembangkan menjadi stasiun yang megah dan lengkap. Stasiun Garut akan terdiri dari dua bangunan utama yaitu sisi utara dan selatan dengan bangunan tiga lantai. Selain itu, akan terdapat juga masjid berukuran besar, hotel, bangunan multi fungsi, cafe, menara pandang, dan fasilitas penunjang lainnya.