Rabu 19 Feb 2020 06:25 WIB

Kepala BPIP Diminta Bijak Bicara di Ruang Publik

Ruang publik dinilai berbeda dengan ruang akademik.

Rep: Ali Mansur/ Red: Teguh Firmansyah
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi bersiap mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi II DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (18/2/2020).
Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi bersiap mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi II DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (18/2/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Endro Suswantoro Yahman meminta ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyu untuk lebih bijak ketika berbicara di depan publik. Yudian juga harus bisa membedakan ruang akademik dan ruang publik.

"Pak Yudian harus bisa lebih bijak dalam berbicara di depan umum, harus bisa dibedakan mana ruang publik mana ruang akademik," kata Endro di Kompleks Parlemen, Jakarat Pusat, Selasa (18/2).

Baca Juga

Menurut Endro, ruang publik sangat berbeda dengan ruang akademik. Sebab di dalam ruang publik masyarakat lebih luas dan mempunyai sudut pandang yang berbeda beda. Namun, ia juga meragukan kredibilitas Yudian sebagai akademisi.

"Yang harus bapak perhatikan adalah merajut keretakan sosial yang mengancam negara. Maka BPIP harus hadir untuk meredam terjadinya keretakan tersebut," tutur Politikus PDI Perjuangan.

Sebelumnya, Yudian tengah menjadi sorotan publik karena pernyataannya terkait agama adalah musuh terbesar Pancasila.

Namun belakangan Yudian menjelaskan yang maksud adalah bukan agama secara keseluruhan tapi mereka yang mempertentangkan agama dengan Pancasila. Karena, menurutnya dari segi sumber dan tujuannya Pancasila itu religius atau agamis.

"Karena kelima sila itu dapat ditemukan dengan mudah di dalam kitab suci keenam agama yang telah diakui secara konstitusional oleh negara Republik Indonesia," tegas Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement