Selasa 18 Feb 2020 16:19 WIB

Purwakarta Cari Alternatif Suplai Air Untuk Taman Sribaduga

Pemerintah bisa gunakan air Sungai Pondok Salam untuk memasok ke Taman Sribaduga.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Friska Yolanda
Taman Air Mancur Sri Baduga Situ Buleud, Purwakarta. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta tengah mencari solusi atas permasalahan suplai air Taman Sribaduga.
Foto: dok. Disporaparbud
Taman Air Mancur Sri Baduga Situ Buleud, Purwakarta. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta tengah mencari solusi atas permasalahan suplai air Taman Sribaduga.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Taman Air Mancur Sribaduga menjadi destinasi wisata andalan di Kabupaten Purwakarta. Namun berkaca pada tahun lalu, operasionalnya terkendala kebutuhan air saat musim kemarau tiba. 

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta tengah mencari solusi atas permasalahan suplai air. Alternatif suplai air dari tempat lain dinilai dapat menjadi solusi agar Taman Air Mancur Sribaduga ini tetap bisa beroperasi sebagai destinasi wisata unggulan.

“Mungkin saja cari alternatis suplai air, soalnya dari sekitar mah nggak ada yang memadai,” kata Kepala Bidang Pertamanan Dinas Penataan Ruang dan Pemukiman Kabupaten Purwakarta Kosasih kepada Republika.co.id, Selasa (18/2).

Kosasih mengatakan pihaknya akan membahas alternatif suplai air untuk Taman Air Mancur Sribaduga ini. Menurutnya ada beberapa alternatif sumber air yang bisa digunakan untuk menyuplai ke Situ Buleud tersebut dengan metode penggunaan pipa.

“Iya pakai pipa, bisa ngambil dari sungai Pondok Salam bisa minta pipa air mentah PDAM,” ujarnya.

Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika menilai Taman Sribaduga selama ini menjadi salah satu andalan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di Kabupaten Purwakarta. Sejauh ini air mancur yang terletak di pusat kota ini menjadi penyumbang terbesar kunjungan wisatawan ke Purwakarta. Karenanya saat tidak beroperasi berdampak pada penurunan jumlah wisatawan hingga lesunya perekonomian masyarakat di sekitar wilayah tersebut.

Bupati menuturkan, saat ini jajarannya tengah merumuskan bagaimana supaya ketersediaan air di Situ Buleud bisa tetap terjaga meski di musim kemarau. Salah satu upaya yang sudah tergambar yaitu dengan cara mencari sumber air lain sebagai penyuplai ke Situ Buleud. Keedepan, sumber air yang digunakan untuk mengairi Situ Buleud, berasal dari tempat lain sehingga tidak mengandalkan saluran irigasi seperti sekarang.

“Bisa saja dengan pipanisasi. Yakni, dengan mengambil air langsung dari Waduk Jatiluhur. Tapi, upaya ini masih kami bahas,” ujar Anne.

Menurutnya, dengan adanya sumber baru sebagai penyuplai air ke Situ Buleud, pertunjukan air mancur bisa terus beroperasi dalam kondisi cuaca apapun. Artinya, meski cuaca sedang kemarau, situ buleud tidak akan mengalami kekurangan air.

Anne menambahkan, pada 2020 ini pihaknya menargetkan jumlah kunjungan wisatawan ke wilayahnya bisa mencapai tiga juta pengunjung. Sebenarnya, target kunjungan wisatawan ini tidak muluk – muluk. Karena, berkaca pada 2019 lalu, dimana di tahun sebelumnya itu jumlah wisatawan yang berkunjung ke wilayah ini bisa mencapai 2,8 juta pengunjung.

Sebelumnya pada tahun 2019 lalu, musim kemarau panjang menyebabkan debit air di Situ Buelud menurun drastis. Akibatnya selama berbulan-bulan, obyek wisata pertunjukkan air itu tidak bisa beroperasi. Padahal banyak wisatawan yang menunggu pertunjukkan air mancur berkelas internasional tersebut. Dampaknya pula target wisatawan sebanyak empat juta tidak tercapai.

Zuli Istiqomah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement