Selasa 18 Feb 2020 16:00 WIB

Stasiun Batu Tulis akan Direlokasi

Kajian relokasi Stasiun Batu Tulis sudah dimulai.

Rep: Nugroho Habibie/ Red: Muhammad Hafil
Stasiun Batu Tulis akan Direlokasi. Foto ilustrasi: kereta api
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Stasiun Batu Tulis akan Direlokasi. Foto ilustrasi: kereta api

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Stasiun Batu Tulis, kelas III di Kecamatan Bogor Selatan, menjadi salah salah satu perlintasan proyek double track (jalur ganda) Bogor-Sukabumi. Oleh karena itu, Stasiun Batu Tulis akan dihancurkan sehingga butuh untuk direlokasi.

Untuk mengantisipasi itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor telah menganggarakan untuk melakukan penyusunan feasibility study (studi kelayakan) guna merelokasi stasiun tersebut. Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bogor 2020 telah dianggarkan Rp 291 juta yang masuk dalam pos anggaran Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor.

Kepala Dishub Kota Bogor, Eko Prabowo mengatakan, tugas merelokasi menang wewenang dilakukan oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI). Namun, Dishub Kota Bogor hanya melakukan kajian untuk selanjutnya diajukan ke PT KAI.

"Stasiun Batu Tulis kan kena proyek double track, eksekusi kan bukan Dishub. Apabila itu kejadian, sub pelayanan pemerintah kan harus hadir. Mangkanya dishub melakukan kajian, pengganti Batu Tulis di mana," kata Eko saat berbincang dengan Republika, Selasa (18/2).

Eko menerangkan, kajian tersebut sebagai pertimbangan PT KAI untuk membuat stasiun. Sehingga, pada saat pengerjaan jalur ganda di Batu Tulis sudah ditentukan lokasi pengganti Stasiun Batu Tulis.

"Jangan sampai disingkirkan begitu saja dengan tiba-tiba membangun. Karena kita yang punya masyarakat harus di sounding-kan dengan pemerintah kota,” kata dia.

Jika anggaran tersebut cukup, Eko menerangkan, Dishub akan mempergunakan anggaran tersebut untuk mengkaji pembuatan stoplet (stasiun kecil) untuk menyambut proyek jalur ganda. Sehingga, dampak lonjakan penumpang dari perjalanan Bogor-Sukabumi tidak bertumpu pada Stasiun Bogor maupun Stasiun Paledang.

"Ada beberapa keinginan kita bikin stoplet, mudah-mudahan anggarannya cukup buat bikin stoplet," tuturnya.

Eko menjelaskan, kajian tersebut sudah berjalan. Sehingga, dalam bulan April hingga Juni dapat segera diajukan ke PT KAI.

"Mungkin triwulan dua. FS (feasibility study) kita lihat, apakah termasuk kajian stoplet kita lihat lagi," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement