REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Bencana tanah longsor terjadi di Desa Santanamekar, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Senin (17/2). Akibat kejadian itu, saluran irigasi yang mengairi sawah warga di enam desa terputus.
Pelaksana tugas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Nuraedidin mengatakan, tanah longsor itu disebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi. Kemudian saluran irigasi meluap dikarenakan debit air yang tinggi. Akibatnya, tanah penahan aliran irigasi itu tak mampu menahan debit air.
"Longsor yang terjadi memiliki panjang 200 meter, lebar 30-50 meter, dengan ketinggian tebing 50 meter," kata dia, Senin malam.
Ia menambahkan, dampak dari longsoran itu, area pertanian terendam sekira 1 hektare karena tebing saluran irigasi rusak. Sementara sejumlah lahan pertanian di Desa Santanamekar, Cisayong, Sukajadi, Sukaraharja, Sukasukur, dan Jatihurip, tersumbat dari irigasi.
Selain itu, longsor tersebut juga membuat sebuah tiang listrik miring dan aliran listriknya mati. "Kita sudah melakukan gotong royong di sekitar area yang terdampak, sehingga aliran air bisa mengalir dengan normal. Selain itu, kita koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk penanganan lebih lanjut," kata dia.
Sementara di Kota Tasikmalaya, bencana tanah longsor terjadi di dua lokasi dalam dua hari terakhir. Manajer Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Kota Tasikmalaya, Harisman mengatakan, tanah longsor terjadi di Kelurahan Linggajaya, Kecamatan Mangkubumi, pada Ahad (16/2). Akibat kejadian itu, satu unit rumah rusak.
Selain itu, sebuah tembok penahan tebing (TPT) mengalami longsor juga terjadi di Jalan RE Martadinata Kelurahan Cipedes, Kecamatan Cipedes, pada Senin (17/2). "Dampak longsoran menghambat saluran air dan pohon terancam berpotensi tumbang," kata dia.