REPUBLIKA.CO.ID, MUARA LABUH -- PT Supreme Energy Muara Laboh (SEML) yang merupakan perusahaan patungan PT Supreme Energy, ENGIE dan Sumitomo Corporation hari ini, Senin (17/2) meresmikan pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Labuh untuk tahap I secara komersial. Founder & Chairman PT Supreme Energy Supramu Santosa mengatakan, kapasitas PLTP Muara Labuh ini sebesar 85 megaWatt.
Supramu menyebut, aliran listrik yang akan dipasok ke jaringan listrik Sumatera milik PT PLN (Persero) kurang lebih untuk 340 ribu rumah tangga.
"Kami sangat menghargai atas dukungan pemerintah, PLN dan masyarakat Solok Selatan khususnya selama kegiatan eksplorasi dan pengembangan," kata Supramu Santosa usai peresmian.
Peresmian pengoperasian PLTP Muara Labuh secara komersial ini dihadiri Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, Plt. Bupati Solok Selatan Abdul Rahman, PT PLN (Persero), Anggota Dewan dan Forkopimda serta perwakilan dari ENGIE, Sumitomo Corporation, termasuk para lenders yang mendukung pendanaan proyek ini yaitu, JBIC, ADB, NEXI, Mizuho, SMBC dan MUFG.
Supramu menjelaskan, setelah ini, pihaknya juga akan mengembangkan pembangunan PLTP ini ke tahap dua. Supramu menyebut, pihaknya akan mendukung pemerintah Indonesia buat mencapai sasaran bauran energi tahun 2025.
Saat ini, menurut Supramu, PT Supreme Energy juga sedang membangun proyek PLTP Rantau Dedap yang berkapasitas 90 megawatt. Proyek pengembangan ini ditargetkan selesai di ahir 2020 nanti.
Untuk menyelesaikan proyek ini, PT Supreme Energy Rantau Dedap (SERD), kata Supramu, berinvestasi sekitar 700 juta dolar AS. Kemudian lanjut Supramu, PT Supreme Energy Rajabasa (SERB), PT Supreme Energy juga sedang mempersiapkan program eksplorasi untuk Wilayah Kerja Panas bumi Gunung Rajabasa yang berlokasi di Wilayah Kabupaten Lampung Selatan Propinsi Lampung. Kegiatan eksplorasi akan dimulai segera setelah negoisasi perpanjangan PPA dengan PLN selesai.