Senin 17 Feb 2020 20:04 WIB

BPOM Maluku Uji Sampel Beras Mengandung Plastik

Dugaan informasi beras plastik yang beredar sudah ditindaklanjuti Tim Satgas Pangan.

Beras plastik.
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Beras plastik.

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Maluku melakukan uji sampel beras yang diduga mengandung plastik di Masohi, Kabupaten Maluku Tengah. Kepala BPOM Maluku Hariani, Senin menyatakan, pihaknya akan melakukan uji sampel beras yang diduga mengandung plastik di Laboratorium BPOM. "Beras yang dibawa petugas Disperindag Maluku Tengah, akan kita uji mutu sesuai SNI di laboratorium," katanya.

Dia mengatakan, dugaan informasi beras plastik yang beredar di Masohi telah ditindaklanjuti Tim Satgas Pangan Maluku Tengah dengan turun ke Pasar Binaya untuk mengambil sampel beras. Seperti diketahui kasus beras plastik sebelumnya juga beredar di Kota Ambon akhir Januari. Tindaklanjutnya petugas telah membuktikan dan klarifikasi ke pembuat video dan penjual beras.

Baca Juga

"Selain itu kita sudah uji laboratorium dan uji organoleptik. Secara fisik tidak ditemukan plastik di beras, termasuk sampel yang dibawa dari Masohi, tapi kita tetap melakukan uji laboratorium dan hasilnya akan disampaikan ke Pemda Maluku Tengah untuk diklarifikasi, ujarnya.

Hariani mengakui, pihaknya akan melakukan uji laboratorium, tetapi klasifikasi dan kategori beras menjadi kewenangan Bulog. "Ini tugas kita bersama untuk mencerdaskan masyarakat bahwa jangan gampang terpengaruh isu yang belum tentu benar," ujarnya.

Konsumen katanya, tidak perlu khawatir, pengawasan produk yang beredar di pasaran tetap dipantau oleh pemerintah, termasuk juga di kabupaten dan kota di Maluku. Untuk meyakinkan dapat dilakukan pembuktian sendiri dengan cara mencuci beras tersebut, dan didiamkan. Jika ada plastik mengapung karena berat jenisnya lebih ringan (kurang dari satu).

Sementara untuk beras yang pulen dan dapat dikepal tergantung kandungan amilosa dan amilopektinnya. "Pengawasan akan dilakukan di seluruh kabupaten dan kota, bukan hanya di Kota Ambon kita berharap masyarakat tidak mudah terpengaruh informasi yang belum tentu benar, " kata Hariani.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement