REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS -- Pemkab Ciamis akan mengundang sejarawan dan budayawan untuk meneliti tentang keberadaan Kerajaan Galuh pada masa lalu di wilayah itu. Rencananya, sejarawan dan budayawan tersebut akan didatangkan ke Ciamis pada Kamis (20/2).
Wakil Bupati Ciamis Yana D Putra mengatakan, para sejarawan itu dikumpulkan untuk meyakinkan masyarakat bahwa Kerajaan Galuh itu pernah ada. Pemkab Ciamis juga berencana menerbitkan buku sejarah Kerajaan Galuh.
Ratusan warga Ciamis melakukan aksi di Alun-alun Ciamis, Jumat (14/2). Aksi itu dilakukan merespon pernyataan Ridwan Saidi tentang Kerajaan Galuh.
"Paling tidak, pertemuan itu, akan jadi momentum terbitnya buku Galuh. Kan sampai hari ini belum ada, sehingga itu bisa jadi menguatkan bahwa Kerajaan Galuh pernah ada dan akan tetap ada," kata dia, Senin (17/2).
Yana mengatakan, Pemkab Ciamis juga ingin semangat Galuh hadir saat ini. Sebab, menurut dia, Kerajaan Galuh itu merupakan cikal kerajaan-kerajaan di Nusantara dan pernah berjaya pada masanya. "Semangat itu mudah-mudahan bisa kita hadirkan kembali hari ini," kata dia.
Ihwal pernyataan budayawan Betawi Ridwan Saidi yang menyebut Kerajaan Galuh tak pernah ada, Yana mengatakan, sudah banyak alhi sejarah meneliti soal keberadaan kerajaan itu. Berdasarkan penelitian itu, ditemukan sisa-sisa peninggalan Kerajaan Galuh di Kabupaten Ciamis. "Saya percaya dan yakini itu," kata dia.
Sementara rencana untuk mempolisikan Ridwan Saidi, Yana mengatakan, masih akan berkoordinasi dengan budayawan dan sejadawan lainnya. Namun, tegas dia, pernyataan yang dibuat Ridwan Saidi tak memiliki makna apapun selama warga Ciamis meyakini Kerjaaan Galuh.