Senin 17 Feb 2020 10:30 WIB

Harga Gula Naik, Disperindag Galakkan Operasi Pasar

Di pasaran, harga gula menembus Rp13 ribu hingga Rp 14 ribu.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Gula pasir
Foto: Boldsky
Gula pasir

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Harga gula di sejumlah pasar yang ada di Jawa Timur terpantau naik. Bahkan, harga gula di pasaran telah melampaui batas harga eceran tertinggi (HET). HET yang dipatok pemerintah untuk  gula sebesar Rp12.500 per kilogram. Namun, di pasaran, harga gula menembus Rp13 ribu hingga Rp 14 ribu. Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim, Tri Bagus Sasmito pun membenarkan kenaikkan harga gula tersebut.

"Kita (Jatim) masih di bawah Rp14 ribu yaitu Rp13.750, di Jakarta itu Rp15 ribu, di Jawa Barat dan Jawa Tengah rata-ratanya Rp14 ribu," kata Bagus di Surabaya, Senin (17/2).

Bagus melanjutkan, berdasarkan pemantauan, kenaikan harga gula terjadi di 116 pasar di Jatim. Bahkan, kata Bagus, sejak awal Januari, telah terlihat tanda-tanda akan naiknya harga gula tersebut. Salah satu faktornya, kata Bagus, ialah harga putusan lelang dari produsen ke distributor yang berada di harga Rp12 ribu.

"Distributor membeli ke pabrik gula sudah Rp12 ribu, tidak mungkin jatuh di pasar Rp12,5 karena ada beberapa rantai yang harus dilalui. Setelah distributor ada sub-distributor lalu pedagang besar dan ke pedagang baru ke konsumen," ujar Bagus.

Bagus mengaku, untuk menekan kenaikan harga gula, Pemprov Jatim menyiapkan beberapa skema. Salah satunya yaitu operasi pasar yang dilakukan di 30 titik setiap harinya. Gula yang dijual Pemprov Jayim pada operasi pasar tersebut, berada di bawah HET, yakni Rp11.500.

"Ini mau kita perpanjang karena efektivitas operasi pasar itu bisa tercapai kalau digrojok dalam jumlah yang banyak. Mudah-mudahan segera bisa di bawah HET," kata Bagus.

Terkait stok gula di Jatim, Bagus mengakui adanya penipisan stok di gudang-gudang penyimpanan. Meskipun, stok yang ada saat ini dirasanya bisa memenuhi kebutuhan masyarakat Jatim. Namun, kata dia, stok yang ada hanya cukup sampai Mei 2020.

"Kebutuhan gula di Jawa Timur adalah 35.100 ton perbulan, sedangkan ketersediaan awal bulan Februari 2020 masih sekitar 150-an ribu ton. Jadi asumsi kita masih cukup sampai bulan Mei," kata Bagus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement