Senin 17 Feb 2020 03:00 WIB

Pengakuan WNI Dikarantina, Corona Banyak Serang Warga Lokal

Semua mahasiswa asing yang satu asrama dalam kondisi sehat bebas dari corona.

Pengakuan WNI Dikarantina, Corona Banyak Serang Warga Lokal. Muhammad Luthfi Madani (kanan) Warga Negara Indonesia (WNI) disambut keluarganya usai menjalani masa karantina selama 14 hari di Natuna, Kepulauan Riau di terminal Bandara Internasional Syamsudin Noor, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Ahad (16/2/2020).
Foto: Antara/Bayu Pratama
Pengakuan WNI Dikarantina, Corona Banyak Serang Warga Lokal. Muhammad Luthfi Madani (kanan) Warga Negara Indonesia (WNI) disambut keluarganya usai menjalani masa karantina selama 14 hari di Natuna, Kepulauan Riau di terminal Bandara Internasional Syamsudin Noor, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Ahad (16/2/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, BANJAR BARU -- Perjuangan menghadapi ancaman Covid-19 (Corona Virus Disease 2019) telah berhasil dilalui Warga Negara Indonesia (WNI) di China, termasuk bagi Muhammad Lutfhi Madani, mahasiswa Hubei Polytechnic University yang berasal dari Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Lutfhi mengungkapkan semua mahasiswa di asramanya dalam kondisi sehat dan virus banyak menyerang warga lokal. "Ada sekitar 100 mahasiswa asing di asrama. Alhamdulillah semuanya sehat sampai saya tinggalkan pulang ke Indonesia," kata dia saat ditemui di Bandara Internasional Syamsudin Noor Banjarmasin, Ahad (16/2).

Baca Juga

Untuk itulah, Lutfhi sangat bersyukur atas apa yang telah dilaluinya dalam masa-masa sulit di China. Hubei Polytechnic University, tempat dia menuntut ilmu, terletak di Huangshi sebuah kota tingkat prefektur di tenggara Provinsi Hubei. Kota ini berjarak sekitar 30 menit dari Kota Wuhan, tempat yang diduga asal mula Covid-19 merebak.

"Selama penyebaran virus corona, saya di asrama tetap menjaga kebugaran dengan berolahraga ringan. Kemudian menjaga kebersihan dan minum vitamin serta selalu menggunakan masker," ujarnya.

Lutfhi, satu dari tujuh mahasiswa asal Kalimantan Selatan, yang pulang setelah menjalani masa observasi selama 14 hari di Hanggar Lanud Raden Sadjad, Natuna, Kepulauan Riau. Dia tercatat sebagai mahasiswa semester delapan di Hubei Polytechnic University dengan mengambil Program Studi Ilmu Kedokteran sejak 2016.

Berbeda dengan mahasiswa asal Kabupaten Tabalong yang difasilitasi beasiswa, Lutfhi kuliah di China atas biaya sendiri. "Saya daftar melalui daring (online) dan alhamdulillah diterima bisa kuliah di China," ucap alumnus Pondok Pesantren Darul Hijrah Cindai Alus Martapura, Kabupaten Banjar itu.

Kini Lutfhi hanya bisa berdoa agar China segera terbebas dari wabah virus corona agar dia bisa kembali melanjutkan studi. "Setelah lulus nanti, saya ingin mengabdi untuk daerah menerapkan ilmu yang didapat dari China," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement