Jumat 14 Feb 2020 22:18 WIB

Dua Pasien DBD di Trenggalek Meninggal Dunia

Dua pasien DBD di Trenggalek masing-masing meninggal pada Januari dan Februari.

Nyamuk demam berdarah.
Foto: AP
Nyamuk demam berdarah.

REPUBLIKA.CO.ID, TRENGGALEK -- Dua pasien demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur meninggal dunia akibat kondisi trombosit yang turun drastis sehingga mengalami syok berat dan kolaps. Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek Saeroni, Jumat (14/2) di Trenggalek mengatakan, satu dari dua pasien yang meninggal akibat DBD terjadi pada akhir Januari, dan kedua terjadi pada awal Februari 2020.

"Total kasus DBD di Trenggalek selama dua bulan terakhir, Januari hingga pertengahan Februari ada sebanyak 76 kasus, dengan dua di antaranya meninggal dunia," kata Saeroni.

Ia menjelaskan DBD saat ini banyak menyerang wilayah dataran, khususnya di Kecamatan Kota Trenggalek. Lonjakan kasus DBD bahkan menyebabkan RSUD dr Soedomo, Trenggalek mengalami over bad atau kelebihan kapasitas. Akibatnya, sebagian pasien terpaksa dirawat di lorong-lorong ruang perawatan rumah sakit.

Humas RSUD dr. Soedomo Trenggalek Sujiono menambahkan selama satu setengah bulan terakhir tercatat ada 54 pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit setempat. Rinciannya, 27 pasien dirawat pada periode Januari dan 27 pasien lainnya pada Februari.

"Hingga pertengahan Februari ini yang masih dirawat ada 27, dewasa maupun anak-anak. Mayoritas pasien DBD ini adalah rujukan dari puskesmas dan klinik," katanya.

Sekalipun telah terjadi kasus kematian akibat DBD, Pemkab Trenggalek belum menetapkan status demam berdarah sebagai kasus kejadian luar biasa (KLB). Angka kejadian DBD pada awal 2020 memang cukup tinggi, yakni total 76 kasus selama kurun Januari hingga pertengahan Februari.

Namun, prevalensinya secara keseluruhan masih jauh dari kejadian kasus sejenis pada 2019 yang tercatat mencapai 507 dan sebanyak 206 pada 2018. Kawasan endemik yang me jadi langganan DBD sendiri diidentifikasi ada di Kecamatan Durenan, Pogalan dan Kecamatan Trenggalek.

Saeroni berharap masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman demam berdarah. Upaya pencegahan dengan melakukan PSN jauh hari wajib dilakukan. Demikian pula dengan kegiatan fogging atau pengasapan. Sebab pada penghujan biasanya terjadi peningkatan jumlah populasi nyamuk Aides Aegypti yang pembawa virus demam berdarah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement