REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Evakuasi tujuh warga negara Indonesia (WNI) yang tersisa di Hubei, China, belum bisa dilakukan. Alasannya di antaranya adalah darurat kesehatan masyarakat (public health emergency of international concern/PHEOIC) yang ditetapkan organisasi kesehatan dunia (WHO) belum dicabut.
"Jadi belum bisa (dilakukan evakuasi susulan) karena daerah itu episentrum (wabah). Selain itu, daratan China masih belum memungkinkan keberangkatan pesawat evakuasi," ujar Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto saat ditemui usai mengisi kegiatan minum jamu bersama dalam rangka mengkampanyekan manfaat jamu, di kantornya Kemenkes, di Jakarta, Jumat (14/2).
Karena itu, ia meminta masyarakat Indonesia mendoakan supaya WNI yang ada di daratan China, baik provinsi episentrum di Hubei, maupun kota Wuhan tetap sehat. Ia menambahkan, tidak hanya sehat jasmani yang dibutuhkan, melainkan juga kesehatan rohani dan terhindar dari stres.
"Sehingga teman-teman (WNI) daratan China yang masih ada tetap bisa nantinya kembali ke Indonesia kalau mereka mau kembali dan situasinya memungkinkan," katanya.
Adapun, WNI yang saat ini menjalani masa observasi atau karantina, besok akan menjalani hari terakhirnya di Natuna. Hingga kemarin, semua WNI yang dipulangkan dari China menyusul merebaknya wabah virus Corona itu dinyatakan dalam kondisi sehat.
Seluruh WNI yang telah menjalani masa observasi itupun rencananya akan kembali ke Jakarta dari Natuna menggunakan pesawat TNI Angkutan Udara. Kemudian, mereka akan melanjutkan penerbangan menggunakan pesawat komersil ke rumah masing-masing.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyatakan, 238 WNI tersebut masih sehat setelah hampir dua pekan menjalani observasi dan siap dipulangkan dalam beberapa hari ke depan. Pemerintah, kata Muhadjir, telah melakukan upaya maksimal untuk memastikan 238 WNI benar-benar berada dalam kondisi sehat dan terbebas dari virus Corona.
"Mereka yang diobservasi dan diperiksa medis, Insya Allah semua sehat. Tinggal kita siapkan agar keluarga dan masyarakat di lingkungan tempat mereka tinggal serta mau menerima kepulangannya," ujarnya seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Kamis (13/2).
Virus Corona, Antara Mitos dan Fakta