Jumat 14 Feb 2020 14:38 WIB

Tujuh Orang Meninggal Akibat Demam Berdarah

Pasien yang meninggal akibat daya tahan tubuhnya terus melemah

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Penderita demam berdarah dangue (DBD) sedang dirawat
Foto: Antara/Kornelis Kaha
Penderita demam berdarah dangue (DBD) sedang dirawat

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur Herlin Ferliana mencatat, sepanjang 2020, tepatnya hingga 14 Februari, ada sebanyak 801 kasus demam berdarah dengue (DBD) di wilayahnya. Dari total penderita DBD tersebut, tujuh di antaranya meninggal dunia. Pasien yang meninggal itu, kata dia, tidak tertolong akibat daya tahan tubuhnya yang terus melemah.

"Hingga saat ini, jumlah pasien DBD di Jatim yang meninggal dunia ada tujuh orang, atau 0,9 persen dari total 801 pasien DBD," kata Herlin di Surabaya, Jumat (14/2).

Meski demikian, Herlin mengklaim adanya penurunan kasus DBD di wilayahnya, jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Catatan Dinkes Jatim, DBD pada Januari-Februari 2019 sebanyak 9.896 kasus dengan 111 orang meninggal. Artinya jauh lebih banyak ketimbang Januari-Februari 2020, yakni 801 kasus, dengan tujuh orang meninggal.

"Jadi memang ada penurunan drastis kasus DBD di Jatim tahun 2020 ini, di banding tahun 2019 lalu ya," ujar Herlin.

Menurut Herlin, adanya penurunan kasus DBD ini berkat dukungan berbagai pihak dalam mengantisipasi DBD. Dinkes Jatim juga terus melakukan berbagai upaya mengantisipasi lonjakan DBD. Di antaranya, mengimbau agar pemerintah daerah terus menggiatkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara menyeluruh, rutin, bermutu. Kemudian menerapkan kegiatan satu rumah satu jumantik serentak di 38 kabupaten/ kota di Jatim.

"Kemudian menyiapkan sarana prasarana maupun logistik DBD (insektisida dan larvasida). Serta Dinkes di setiap daerah terus memantau perkembangan kasus DBD setiap hari, untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus yang mengarah ke KLB," kata Herlin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement