REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mendorong peningkatkan produksi kelapa sawit yang dihasilkan oleh petani swadaya melalui program peremajaan sawit rakyat (PSR) atau replabtubg sawit. Itu disampaikan Ma'ruf saat menerima Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) yang juga didampingi oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Kamis (13/2)
Wapres berharap, progtam PSR tersebut dapat meningkatkan produksi kelapa sawit petani dan memberikan hasil yang optimal hingga mencapai 8 ton/ha/tahun. “Saya melihat dari data produktivitas kelapa sawit kita masih tergolong rendah, yaitu 3,7 ton. Melalui program replanting ini diharapkan produksi dapat meningkat,” ujar Ma'ruf dalam keterangan tertulis yang diterima wartawan, Jumat (14/2).
Ma'ruf mengatakan, dalam peningkatan produksi, Pemerintah juga memberikan program kemudahan pembiayaan. Selain dari pendanaan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS), petani juga dapat memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR).
“Program PSR dapat memanfaatkan KUR. Tahun ini bunganya hanya 6 persen dan Pemerintah memberikan kemudahan dengan penyesuaian periode waktu KUR, yaitu 4 tahun,” kata Ma'ruf.
Ia juga mengapresiasi peran serta APKASINDO dalam pembinaan petani sawit yang tersebar di 22 provinsi dan 117 kabupaten. Ke depan, ia berharap Pemerintah dapat meningkatkan penyediaan bibit unggul, dan kemudahan petani untuk mendapatkannya.
“Kita harapkan ada peningkatan kualitas produksi kelapa sawit agar didapat harga jual yang tinggi dan merata di semua daerah,” harap Wapres.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang ditemui usai pertemuan, mengatakan Wapres menginstruksikan dilakukan komunikasi komprehensif untuk penanganan budidaya replanting sawit. Sebab, Syahrul mengungkap ada beberapa kendala yang membuat program sawit rakyat tidak berjalan optimal.
Namun, Syahrul menilai butuh tahapan untuk memastikan penanganan program sawit rakyat itu berjalan dengan baik. "Tidak hanya mencoba masuk dalam pendekatan replanting atau menanam sawit dan memeliharanya tapi bagaimana sampai pada titik bagaimana mengolahnya sepeeti apa di tingkat rakyat, mulanya di tingkat industri, ini tentu saja bagian-bagian yang haeus dipikirkan bersama," ujanya.
Ia juga mengatakan optimalisasi sawit rakyat akan berbeda penanganannya dengan sawit yang dikelola perusahaan-perusahaan besar.
"Tentu saja ini membutuhkan sebuah proses, membutuhkan agenda yang cepat cepat bisa dilakukan. Saya segera mempersiapkan itu sesuai perintah bapak wapres untuk menangani seperti apa sih masalah yang utama.