Kamis 13 Feb 2020 23:45 WIB

Pengembangan Ekosistem Halal Butuh Dukungan Berbagai Pihak

Sinergi dan semangat berjamaah antarpemangku kepentingan harus terus ditingkatkan.

Ilustrasi Makanan Halal
Foto: Foto : MgRol100
Ilustrasi Makanan Halal

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Ketua Program Studi Ekonomi Islam Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung Dr Cupian mengatakan pengembangan ekosistem halal di Indonesia membutuhkan dukungan dari berbagai pihak untuk mengoptimalkan potensi halal yang belum tergarap maksimal.

"Pertumbuhan ekosistem halal juga akan mendongkrak pertumbuhan pangsa pasar perbankan syariah," kata Cupian pada acara Sawala Bincang Bersama Media Jawa Barat dengan tema Mendorong Ekosistem Halal melalui Perbankan Syariah di Kota Bandung, Kamis (13/2).

Dia mengatakan ekosistem halal di Indonesia ini memiliki potensi yang luar biasa namun industri keuangan syariah dan industri halal masih berjalan masing-masing (belum terintegrasi). "Sehingga belum memiliki kontribusi terhadap pendapatan negara," katanya.

Menurut dia, perbankan syariah juga dinilai belum optimal menggarap peluang penyaluran pembiayaan ke industri halal, termasuk para pelaku usaha berbasis syariah yang bergerak di sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). "Diperlukan sinergi ekosistem halal yang terintegrasi hingga dapat menggerakkan lebih banyak pihak," kata dia.

Di tempat yang sama Direktur Utama Bank BJB Syariah Indra Falatehan mengatakan industri keuangan syariah yang dikembangkan dalam bentuk perbankan syariah, asuransi dan bentuk-bentuk layanan keuangan syariah non-bank lainnya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Industri jasa keuangan syariah dengan volume usaha dan kekuatan permodalan kecil memiliki keterbatasan untuk meningkatkan daya saing dalam bentuk berinvestasi pada teknologi dan memiliki SDM terbaik, terlebih dalam kondisi persaingan ketat dengan dominasi sistem keuangan konvensional yang sudah mapan.

Untuk itu, kata Indra Falatehan, Bank BJB Syariah bekerja sama dengan berbagai pihak dalam rangka meningkatkan dan mendorong ekosistem halal, salah satunya dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaran Ibadan Haji (BPS-BPIH), Bank Penerima Setoran Biaya Perjalanan Ibadah Umrah (BPS-BPIU), serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Selain itu, peran media juga diakui sangat signifikan guna mengedukasi dan menyosialisasikan ekonomi syariah ini. Sementara itu, Pemimpin Divisi Penyelamatan dan Penyelesaian Pembiayaan Bank BJB Syariah, Asep Syarifudin mengatakan bahwa BJB Syariah memiliki strategi untuk pengembangan industri halal ini.

Asep mengatakan sejumlah strategi itu salah satunya berupa inovasi produk, mempermudah akses produk dan layanan, serta meningkatkan promosi dan literasi industri halal. "Meski demikian masih banyak tantangan yang dihadapi untuk memperkuat ekosistem halal tersebut. Penguatan literasi, sinergi, dan kolaborasi yang dilakukan dengan berbagai pihak diharapkan akan memperkuat keuangan syariah," kata Asep Syarifudin.

Kepala Bagian Pengawasan Nonbank OJK Kantor Regional 2 Jawa Barat, Noviyanto Utomomengatakan bahwa pemerintah akan senantiasa mendukung optimalisasi ekosistem ekonomi syariah. Tujuan utama tentunya membentuk lembaga perbankan syariah di Indonesia yang stabil, kontributifdan inklusif.

"Sinergi dan semangat berjamaah antarpemangku kepentingan harus terus ditingkatkan untuk menciptakan industri keuangan syariah yang semakin mewarnai perekonomian nasional dan menjadi instrumen keuangan yang dipercaya masyarakat Indonesia," ujar Noviyanto.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement