Kamis 13 Feb 2020 22:49 WIB

Kemenkes: 71 Spesimen Negatif Corona

Balitbang Kemenkes saat ini menerima 77 spesimen dari 31 rumah sakit.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Andri Saubani
Kepala Balitbangkes Kementerian Kesehatan Siswanto (kiri) bersama Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Kementerian Kesehatan Vivi Setiawaty (kanan) mengenakan pakaian steril saat akan memasuki Labotarium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) di Jakarta, Selasa (11/2/2020).
Foto: Antara/Galih Pradipta
Kepala Balitbangkes Kementerian Kesehatan Siswanto (kiri) bersama Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Kementerian Kesehatan Vivi Setiawaty (kanan) mengenakan pakaian steril saat akan memasuki Labotarium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) di Jakarta, Selasa (11/2/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Balitbangkes Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siswanto menjelaskan, total spesimen yang dikirimkan ke Laboratorium Balitbangkes sebanyak 77 kasus. Dari jumlah itu, 71 spesimen negatif terinfeksi virus Corona.

"Hingga hari ini, sebanyak 71 kasus negatif terinfeksi virus Corona dan enam spesimen lainnya masih proses. Jadi belum ada kasus positif COVID-19 di Indonesia," katanya saat mengisi Diskusi Publik bertema Kesiapsiagaan Penanganan Virus Corona untuk Mencegah Public Health Disaster, di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Kamis (13/2) sore.

Baca Juga

Ia menambahkan, spesimen kasus ini diterima dari 31 rumah sakit (RS) yang tersebar di 16 provinsi. Ia mengakui, meskipun hasil pemeriksaan negatif ternyata tidak menutup kemungkinan bisa berubah.

"Hasilnya memang tidak selalu negatif kalau mengambil spesimennya tidak tepat," ujarnya.

Karena itu, ia menjelaskan, spesimen yang diteliti Balitbangkes Kemenkes diambil beberapa kali dengan beberapa cara yaitu dahak, swab, nasofaring, hingga usap tenggorokan. Terpisah, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Vivi Setiawaty mengatakan pemeriksaan spesimen mengikuti standar WHO dan dikerjakan di Lab Biosafety Level (BSL) 2.

“Itu sudah ada pedomannya dan semua negara menggunakan BSL 2. Kita tidak keluar dari alur minimal yang ditetapkan organisasi kesehatan dunia (WHO),” katanya, Selasa (11/2).

Vivi menambahkan, fasilitas di Laboratorium Litbangkes, terdapat fasilitas BSL 2, BSL 3 dan Lab Biorepository untuk penyimpanan materi genetic juga spesimen klinis dari pasien. Alat dan kemampuan di Lab Litbangkes tersebut sudah terstandar oleh WHO.

“Setiap tahun WHO melakukan quality assurance atau akreditasi ke lab kami, dan tiap tahun memang ada orang dari WHO datang untuk akreditasi lab,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement