REPUBLIKA.CO.ID,DEPOK -- Kelurahan Bojongsari mengerahkan semua elemen di wilayah untuk pembuatan lubang biopori. Selanjutnya, diharapkan gerakan pembuatan biopori ini bisa gencar dilakukan di RW di seluruh Kelurahan Bojongsari, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok.
Lurah Bojongsari, Undang Hidayat mengatakan, pembuatan lubang biopori memiliki banyak manfaat, terutama dalam menyerap air hujan. Untuk lebih memasyarakatkan pembuatan lubang biopori, dirinya kerap mengajak ketua RT-RW, tokoh masyarakat dan agama untuk turut mensosialisasikan lubang biopori.
"Kita terus upayakan pembuatan lubang biopori ini di masyarakat, karena banyak manfaat yang didapat dari biopori," ujar Undang di Kelurahan Bojongsari, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, Kamis (13/2).
Ketua Paguyuban RT-RW se-Bojongsari, Daud Sulaiman menuturkan, sepanjang musim penghujan, dinilai waktu yang tepat dalam pembuatan lubang biopori. Sebab melalui lubang ini bisa menjadi tempat penampungan air hujan.
"Biopori ini bisa jadi cadangan air. Jadi seperti menabung air saat musim penghujan dan memanen air saat kemarau tiba," tutur Daud.
Dia menambahkan, lubang biopori yang digagas paguyubannya adalah Biopori Paralon (Bipar) atau Biopori Ember (Biber). Bipar dan Biber tersebut memiliki fungsi yang sama, hanya berbeda diameter lubangnya saja.
"Konsep biopori ini juga erat dengan minimalisir sampah organik. Sampah organik dimasukkan ke dalam lubang biopori, agar menjadi pupuk yang menggemburkan tanah kita," pungkas Daud.