REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin memastikan antisipasi Pemerintah untuk mencegahnya masuknya eks kombatan kelompok militan ekstremis ke Indonesia. Ini disampaikan Ma'ruf, setelah Pemerintah mempertimbangkan untuk tidak memulangkan, warga negara Indonesia yang menjadi foreigner terrorist fighters (FTF) seperti ISIS.
Pemerintah, kata Wapres, tidak ingin kecolongan dengan masuknya eks kombatan kelompok militan ekstremis itu secara sembunyi-sembunyi ke Indonesia. "Itu kita antisipasi, kemungkinan-kemungkinan itu kita antisipasi," ujar Ma'ruf kepada wartawan di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (13/2)
Ma'ruf menerangkan, upaya itu juga yang dilakukan Pemerintah dalam mencegah masuknya eks kombatan kelompok militan ekstremis di Filipina Abu Sayyaf, Afghanistan maupun yang sebelumnya di Suriah. "Seperti yang kita lakukan sekarang terhadap kemungkinan adanya masuknya yang bekas bekas kombatan baik dari Fiipina, maupun dari yang ada di Syuriah, maupun Afghanistan, ya kita tetap melakukan antisipasi," ujarnya.
Sebelumnya, Ma'ruf menegaskan keputusan Pemerintah untuk tidak memulangkan warga negara Indonesia yang menjadi foreigner terrorist fighters (FTF). Menurut Ma'ruf, keputusan ini diambil sebagai jalan terbaik untuk menjaga keamanan seluruh masyarakat Indonesia yang ada di Tanah Air.
"Jadi yang lebih aman dan maslahat, kalau kita tidak memulangkan mereka," ujar Ma'ruf di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (13/2).
Ma'ruf menerangkan, saat ini saja, Pemerintah dan banyak pihak terus berupaya memerangi paham radikal yang sudah tertanam di benar masyarakat di Tanah Air. Ma'ruf mengatakan, tidak mudah untuk mengembalikan ideologi orang yang sudah terpapar radikalisme.
Apalagi, kata Ma'ruf, menjaga masyarakat dari pengaruh ratusan WNI eks kombatan ISIS itu jika mereka dipulangkan ke Tanah Air.
"Kita ingin mengawal keselamatan seluruh warga bangsa yang ada dari pengaruh-pengaruh tentu radikalisme dan terorisme. Mengawal yang sudah ada disini saja sesuatu tak mudah, melakukan radikalisasi yang sudah terpapar saja itu bukan sesuatu yang mudah," ujar Ma'ruf.