Kamis 13 Feb 2020 15:01 WIB

Dinkes Mataram Belum Mampu Tuntaskan Masalah Gizi Buruk

Dinkes Mataram hingga saat ini belum mampu menuntaskan kasus gizi buruk

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Dinkes Mataram hingga saat ini belum mampu menuntaskan kasus gizi buruk. Ilustrasi.
Foto: Republika/Alkhaledi Kurnialam
Dinkes Mataram hingga saat ini belum mampu menuntaskan kasus gizi buruk. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, hingga saat ini belum mampu menuntaskan kasus gizi buruk. Hal ini karena adanya penyakit bawaan lahir yang dialami oleh penderita.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram H Usman Hadi mengatakan jumlah kasus gizi buruk yang ditangani tahun ini masih tercatat lima kasus yang merupakan sisa kasus tahun lalu. "Lima kasus ini belum dapat kami tuntaskan karena masing-masing penderita memiliki penyakit bawaan sejak lahir sehingga terjadi komplikasi dan membutuhkan penanganan lama," katanya kepada wartawan, Kamis (13/2).

Baca Juga

Menurutnya, lima kasus gizi buruk dengan kelainan saat lahir itu antara lain berat badan rendah dan pengecilan otak. Kelima kasus gizi buruk tersebut saat ini sedang ditangani di masing-masing Puskesmas asal penderita gizi buruk.

"Kasus gizi buruk terjadi pada hampir semua daerah dan sampai saat ini kami belum mendengar satu daerah yang bebas dari gizi buruk," jelasnya.

Karena itu pihaknya berharap apabila jumlah kasus gizi buruk yang ditangani saat ini tidak bisa berkurang karena adanya penyakit bawaan, setidaknya jumlahnya tidak bertambah. Upaya penanganan terus dilakukan dengan melibatkan petugas dari Puskesmas yang akan melakukan perawatan dan kunjungan langsung ke rumah pasien secara berkala. Mereka juga memberikan bantuan makanan pendamping ASI.

Selain itu, secara berkala penderita gizi buruk mendapatkan bantuan makanan dan sembako yang disebut formula 100 dan formula 75. Bantuan itu berisi susu, minyak goreng, biskuit, margarin, dan lainnya untuk mendukung peningkatan gizi keluarga.

"Apabila terjadi komplikasi terhadap penyakitnya, mereka akan dirujuk ke RSUD Kota Mataram," kata Usman Hadi. Selama dirawat di RSUD orang tuanya akan mendapatkan bantuan untuk penunggu pasien sehingga mereka bisa fokus menjaga anak mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement