Kamis 13 Feb 2020 10:39 WIB

Musi Banyuasin Segera Menuju Green Growth Governance

Pendekatan ini dilatari dari pemahaman nilai ekonomi dan sosial tinggi dari aset alam

Rep: Maman Sudiaman/ Red: Agus Yulianto
Bupati Muba Dodi Reza Alex saat menerima tim  Pusat Unggulan Komoditas Lestari, Rabu (12/2).
Foto: Humas Pemkab Muba
Bupati Muba Dodi Reza Alex saat menerima tim Pusat Unggulan Komoditas Lestari, Rabu (12/2).

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG --Bupati Musi Banyuasin Dr H Dodi Reza Alex terus membawa kabupaten berjuluk 'Bumi Serasan Sekate' maju terdepan. Terutama, demi masyarakat dengan merancang, menerapkan inisiatif, kebijakan, dan peraturan untuk memacu pertumbuhan ekonomi. 

Dodi pun mengambil pendekatan 'pertumbuhan hijau'. Pendekatan ini dilatari dari pemahaman nilai ekonomi dan sosial yang tinggi dari aset alam. 

Kata Dodi, aset harus terus dilindungi untuk menjamin kelangsungan hidup semua makhluk yang bergantung padanya. Caranya, bupati bergelar doktor dari UNPAD ini, mengambil sumber daya untuk pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan cerdas yang mendorong investasi hijau, teknologi efisien yang inovatif dan praktik yang berkelanjutan.

Dodi berkeyakinan, pertumbuhan ekonomi yang singkron dengan keseimbangkan aspek perlindungan dengan pemanfaatan sumber daya alam maka hasilnya bisa maksimal. Dari sisi, kepastian distribusi manfaat ekonomi juga lebih merata.

Pertumbuhan hijau juga mendukung masyarakat Muba lebih bersikap  hati-hati atas tujuan dan target fisik, sosial dan ekonomi dalam pembangunan daerah. 

Berikut target pencapaian dari Pemerintah Kabupaten Muba secara detil dengan masing-masing OPD. Pertama dengan konektivitas antara program pendampingan PUKL dengan target Musi Banyuasin untuk menurunkan angka kemiskinan di Kecamatan Lais dan Kecamatan Sekayu.

Kedua, pelibatan  masyarakat adat dalam implementasi program PUKL (Suku Anak Dalam) agar mendapatkan tempat dalam mendorong kelestarian. 

Dalam audiensi bersama rombongan Pusat Unggulan Komoditas Lestari ini, Bupati Muba langsung mengarahkan Bappeda sebagai  pemangku PUKL. Bappeda akan dibantu seluruh OPD di Muba hingga para Camat.

"Perlu ditindaklanjut kajian kelembagaan (legalitas) untuk badan hukum PUKL dengan konteks kondisi Musi Banyuasin saat ini. Karena prioritas BUMD yang saat ini sudah ada supaya proses lebih cepat. Dan timeline pengerjaannya juga harus mengikuti siklus APBD supaya dapat merumuskan peran masing-masing OPD. Maksimal April 2020 kajian sudah selesai," ujar Dodi.

Dodi juga meminta agar konektivitas green leadership dengan inovasi PUKL patut ditindaklanjuti oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Muba ke KLHK.

Selain itu, PUKL diharapkan dapat menjembatani sinergi multipihak di Kabupaten Musi Banyuasin menuju visi Green Growth Governance melalui komoditas lestari.

“Kemitraan adalah kata kunci dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Isu lingkungan hidup dan pengentasan kemiskinan tidak bisa dijalankan secara parsial, namun perlu sebuah keterpaduan melalui pendekatan kemitraan para pihak,” ujarnya, saat menerima tim  Pusat Unggulan Komoditas Lestari, Rabu (12/2).

Hadir mendampingi Bupati dalam audiensi ini, Asisten II Ir. H. Yusman Sriyanto Kepala Dinas Lingkungan Hidup Andi Busro Wijaya, kepala Bappeda Muba Ir. Zulfakar, Plt.Kepala Disdagperind Azizah, kepala Dinkominfo Muba Herryandi Sinulingga AP, Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Rangga Perdana Putra, Staf Khusus Bupati Bidang Perubahan Iklim dan Lingkungan Hidup Adiyosyafri.

Turut hadir program director yayasan Inisiatif Dagang Hijau, Zakki Hakim, deputi project director Kelola Sendang ZSL Indonesia, David Ardhian, deputy director daemeter (onsulting) Sahat Aritonang, sector leader Agriculture SNV Rizki Pandu Permana, Runner advisor SNV Ilahang, program manager Trosa Giorgio Budi, landscape maneger of south Sumatra Irfan Imanda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement