Rabu 12 Feb 2020 23:30 WIB

Pemkab Tulungagung Kirim Masker ke BMI di Hongkong

Sebagai respon atas permintaan para buruh migran yang mengeluhkan kelangkaan masker.

Karyawan menggunakan masker saat menunggu pelanggan di sebuah toko di Beijing, Ahad (9/2). Penjualan ponsel pintar China diproyeksi turun hingga 50 persen akibat wabah corona.
Foto: AP Photo/Andy Wong
Karyawan menggunakan masker saat menunggu pelanggan di sebuah toko di Beijing, Ahad (9/2). Penjualan ponsel pintar China diproyeksi turun hingga 50 persen akibat wabah corona.

REPUBLIKA.CO.ID,TULUNGAGUNG -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tulungagung Jawa Timur mengirim ribuan masker yang dikemas dalam dua kardus besar, untuk komunitas buruh migran Indonesia (BMI) di Hongkong.

Kepala Bagian Humas Polres Tulungagung, Galih Nusantara di Tulungagung, Rabu (12/2), mengatakan, total masker yang dikirim awal pekan ini ada sebanyak 4 ribu buah. Pemkab Tulungagung secara khusus mengirim paket sarana medis untuk penutup hidung itu sebagai respon atas permintaan para buruh migran yang mengeluhkan kelangkaan masker semenjak merebaknya isu wabah virus corona (CONVID) di China dan sejumlah negara terpapar sekitarnya. "Kami merespon permintaan tersebut, dan kami kirimkan sekitar 4.000 masker," ujar Galih.

Masker tersebut dikirim kepada koordinator buruh migran, dan akan dibantu pendistribusiannya oleh atase KJRI di Hongkong. Menurutnya, pengiriman masker sebanyak dua dus itu menelan biaya hingga Rp5 juta, dengan estimasi waktu pengiriman antara 10 hari hingga dua pekan.

Selain untuk buruh migran di Hongkong, Pemkab Tulungagung juga sedang memesan masker yang akan dikirim ke Taiwan dan Singapura. "Kami masih dalam proses pemesanan, begitu tiba akan kita kirim langsung ke BMI Taiwan dan Singapura," tambahnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Kantor Pos Cabang Tulungagung, Yanuar Pribadi Utomo mengatakan bahwa pengiriman bantuan masker ke beberapa negara mengalami peningkatan dalam bulan ini. Banyaknya pengiriman tersebut mengakibatkan penumpukan barang di bandara.Pembatasan sejumlah penerbangan juga menyebabkan pengiriman mengalami keterlambatan. "Biasanya dalam waktu empat hingga lima hari sudah terkirim tapi saat ini mengalami keterlambatan hingga 10 hari," ujar Yanuar Pribadi.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement