Rabu 12 Feb 2020 22:09 WIB

Ridwan Kamil: Ada Ketidakadilan yang Dirasakan Jawa Barat

Jika dibandingkan dengan Jawa Timur maka dana transfernya berbeda Rp 6 Triliun.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Muhammad Fakhruddin
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kiri) bersama Istri Atalia Praratya (tengah) bersama pemeran film Milea Suara dari Dilan, Vanesha Prescilla (kanan) berbincang dengan para pemain dan kru film, di rumah dinas Gubernur Jabar, Gedung Pakuan, Bandung, Jawa Barat, Jumat (7/2/2020).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kiri) bersama Istri Atalia Praratya (tengah) bersama pemeran film Milea Suara dari Dilan, Vanesha Prescilla (kanan) berbincang dengan para pemain dan kru film, di rumah dinas Gubernur Jabar, Gedung Pakuan, Bandung, Jawa Barat, Jumat (7/2/2020).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan sejumlah permasalahan yang dialami Jawa Barat di bidang fiskal. Kamil merasa ada ketidakadilan yang dirasakan Jawa Barat.

"Ada masalah ketidakadilan yang kami alami secara sosial politik yang domainnya ada di kewenangan dan dukungan anggota dewan khususnya tentang pemekaran," kata Kamil di Hotel Grand Sahid Jaya, Rabu (12/2).

Pria yang akrab disapa Kang Emil tersebut memaparkan sebuah data terkait masalah keuangan. Ia mengatakan jika dibandingkan dengan Jawa Timur dan Jawa Tengah, provinsi Jawa Barat yang penduduknya hampir 50 juta hanya diurus oleh 27 kepala daerah.

"Kita lihat Jawa Timur juga diurusnya 38 kepala daerah, bahkan Jawa Tengah yang jauh lebih kecil 34 juta diurus oleh 6 daerah lebih banyak dari Jawa Barat," ujarnya.

Kamil menjelaskan, karena Jawa Barat hanya diurus oleh 27 kepala daerah maka dana transfer APBN yang diterima Jawa Barat hanya Rp 48 Triliun. Jika dibandingkan dengan Jawa Timur yang diurus oleh 38 kepala daerah maka dana transfernya berbeda Rp 6 Triliun. "Itulah yang kami maksud ada ketidakadilan dari sisi fiskal," jelasnya.

Kang Emil juga menyoroti soal jumlah desa yang terdapat di Jawa Barat. Dengan jumlah penduduk 50 juta, di Jawa Barat hanya terdapat 5300 desa. Sedangkan di Jawa Tengah dengan jumlah penduduk 34 juta, terdapat 7800 desa.

"Jadi kalau dibandingkan dana desa yang rata se-miliar sekian per desa jateng dikasih APBN 2,3 T lebih banyak dari desa-desa Jabar. Maka apa yang terjadi, di Jateng dana desa urusannya untuk ekonomi sosial, di kita masih irigasi, aspal jalan karena desanya terlalu luas," paparnya.

Mantan Wali Kota Bandung itu berharap ada perhatian dari anggota DPR di pusat dapil Jawa Barat dan sektor terkait untuk mau membangun Jawa Barat. Kendati Kamil mengaku ngos-ngosan namun pemerintah provinsi Jawa Barat tetap bersemangat.

"Kita tetap bersemangat, dengan modal begini saja manajemen pemerintahan kita terbaik seindonesia," ungkapnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement