REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Merebaknya virus corona, berpengaruh pada pasokan bawang putih di berbagai pasar di Jabar. Harga per kilogramnya, masih tak bergerak turun di angka Rp 60 ribu per kilogram (kg).
Menurut Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, ia memerintahkan ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperndag) agar mengendalikan harga bawang putih sama seperti saat mengendalikan cabai.
"Jadi proaktif dibawah, pastikan suplay-suplay jangan terkendala dalam hitungan hari, sebelum harga meningkat kita sudah bisa intervensi. Buktinya saat cabai juga lebih baik dibandingkan Jakarta secara keseluruhan," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Rabu (12/2).
Emil berharap, dengan menerapakan strategi yang sama saat menangani cabai ke bawang putih, maka harga bawang putih bisa turun.
Saat ditanya potensi lokal untuk bawang putih, menurut Emil, ia tak hapal volumenya seperti apa. Namun kebutuhan bawang putih ini, sama seperti kebutuhan bahan pokok yang lain.
"Orang Jabar itu kan hasil survey nya sebagian pendapatan, pengeluaran terbesarnya itu untuk makan, perut. Jadi urusan sembako itu menjadi prioritas," katanya.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat akan mencari pasokan bawang putih dari sentra produksi lokal pascapembatasan impor bawang putih buntut merebaknya virus corona.
Sementara menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar, M Arifin Soedjayana, untuk menekan harga bawang putih, pihaknya terus melakukan pantauan ke centra-centra bawang putih di Jabar. "Salah satunya, kami melakukan pantauan ke gudang di Karawang," katanya.
Menurut Arifin, pantauan ke gudang bawang putih ini, dilakukan untuk memastikan berapa stok bawang putih yang ada di gudang-gudang tersebut. "Nanti ya, hasilnya. Kami pantau dulu," katanya.
Berdasarkan hasil pantauan Republika, harga bawang putih di sejumlah pasar di Kota Bandung terus merangkak naik. Salah satunya, di Pasar Kosambi harga bawang putih per kg-nya sudah menembus Rp 60 ribu.
Menurut Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Jabar, Eem Sujaemah, harga bawang putih saat ini mulai merangkak naik akibat kebijakan pembatasan impor.
“Pantauan kami di Jawa Barat sampai pekan ini harga bawang putih tertinggi sudah mencapai Rp 43 ribu per kg. Dari Desember sampai awal Januari itu masih di Rp 32 ribu per kg,” ujar Eem kepada wartawan akhir pekan ini.
Menurut Eem, pihaknya mencatat untuk memenuhi kebutuhan lokal, pasokan dari sejumlah sentra bawang putih diupayakan tetap mengalir. Tiga daerah tersebut antara lain Indramayu, Garut dan Tasikmalaya. Menurutnya meski 90 persen pasokan bawang putih berasal dari Cina, tiga daerah penghasil bawang putih lokal diharapkan bisa mengisi kebutuhan lokal sementara.
Eem menjelaskan, meskipun merupakan bahan pokok penting, ketiadaaan bawang putih, tidak akan terlalu berpengaruh pada kebutuhan rumah tangga. Namun Indag Jabar juga memastikan tetap mencari solusi dengan Tim Pengendali inflasi Daerah karena Bulog tidak bisa menyediakan komoditas ini untuk stok pasar.
“Satu-satunya impor pangan dari China ke Jawa Barat cuma bawang putih,” katanya.