REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tanah longsor terjadi di Jalan Deplu Raya, Kelurahan Bintaro, Kecamatan Jakarta Selatan, Senin (10/2) malam. Diduga longsor itu terjadi karena struktur bangunan turap yang ada tidak mampu menahan beban di atasnya.
Camat Pesanggrahan, Fajar Kurniawan mengatakan, posisi dinding turap yang ada di lokasi kejadian berdiri tegak lurus. Padahal menurut Fajar, semestinya posisi turap itu miring. "Yang sudah-sudah, secara teknis turap itu kan harus miring," kata Fajar saat ditemui di lokasi, Selasa (11/2).
Fajar menuturkan, kondisi turap tersebut juga sudah rapuh karena berusia lebih dari 10 tahun. Selain itu, lubang-lubang suling yang ada dirasa terlalu kecil. Sehingga tidak mampu menahan beban di atasnya, terutama di musim penghujan seperti saat ini.
"Karena menahan beban tanah dan juga mungkin ini karena musim penghujan, tentunya kan air itu jadi beban untuk turap itu,” ujar Fajar.
"Sementara suling-sulingnya, pipa-pipa suling itu biasanya kan setiap kali turap pasti ada buangan air melalui pipa-pipa itu. Sementara pipa-pipanya itu kecil, diameternya kecil. Terjadilah ambrol itu kan," sambung dia.
Longsor itu terjadi di lahan milik seorang warga yang berada persis di pinggir Jalan Deplu Raya. Fajar mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan pemilik lahan dan instansi terkait untuk melakukan pembersihan puing-puing sisa longsor serta pembangunan turap yang baru.
"Tentunya pastilah membersihkan sisa puing sama nanti kita segera tanganin untuk pembuatan turap yang baru. Dengan teknis kita kondisikan memang kita buat kemiringan tertentu," papar dia.
Fajar menambahkan, longsor tersebut sempat mengenai dua pengendara kendaraan bermotor, yakni pengemudi sepeda motor dan sebuah mini bus. Ia mengatakan, pengemudi motor itu mengalami luka lecet di bagian dahi dan langsung mendapatkan pengobatan dari tim pemadam kebakaran yang saat kejadian berada di lokasi.
"Akan tetapi motor (korban) masih ditinggal di (kantor) kelurahan. Kalau yang mobil kelihatannya sudah pulang. Karena tadi saya cek di polsek juga enggak ada," kata Fajar menjelaskan.
Sementara itu, ditemui di lokasi yang sama, seorang Pekerja Penanganan Saran dan Prasarana Umum (PPSU) dari Kelurahan Bintaro, Mukti menjelaskan, longsor itu terjadi sekitar puku 20.30 WIB. Ia menyebut, tanah beserta puing-puing dari tembok pagar sempat berserakan menutupi setengah badan jalan.
"Tapi //enggak// sampai bikin macet. Soalnya jam segitu juga kendaraan sudah enggak padat. Ramai lancar lah," kata Mukti.
Dia menyebut, puing-puing longsor itu pun segera disingkirkan ke trotoar agar tidak menutupi jalan dan tidak mengganggu arus lalu lintas. "Sekitar jam 1 pagi itu sudah selesai dibersihkan," ujar dia.
Berdasarkan pantauan //Republika// di lokasi kejadian pada Selasa (11/2), sejumlah petugas dari Suku Dinas Bina Marga Pesanggrahan, Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Selatan dan PPSU Kelurahan Bintaro terlihat bekerja sama membersihkan sisa-sisa longsoran tersebut. Sebuah kendaraan berat pun mulai diterjunkan ke lokasi.
Sebagian badan jalan di sekitar lokasi kejadian telah ditutup menggunakan cone. Namun, kendaraan yang melintas dari arah Pondok Pinang menuju Bintaro masih bisa melintas.
Nantinya para petugas akan memperbaiki kondisi tanah yang telah longsor terlebih dahulu. Setelah itu pembangunan turap yang baru akan dimulai. Pembangunan turap itu diperkirakan akan memakan waktu sekitar tiga pekan.
Di atas tanah yang longsor berdiri sebuah rumah warga. Jaraknya hanya berkisar 10 meter dari tempat longsor. Terdapat beberapa tanaman, seperti pohon kamboja dan mangga yang berada di lahan yang longsor itu.