Selasa 11 Feb 2020 23:39 WIB

Warga China Sudah Keluar dari Ruang Isolasi RSD Cirebon

Warga China berinisial XC hanya mengidap radang tenggorokan bukan terinfeksi Corona.

Dokter patologi klinik memeriksa sampel media pembawa virus Corona untuk penelitian di Laboratorium Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya di Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (6/2). (ilustrasi)
Foto: Umarul Faruq/ANTARA FOTO
Dokter patologi klinik memeriksa sampel media pembawa virus Corona untuk penelitian di Laboratorium Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya di Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (6/2). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON --  Warga China berinisial XC, yang dicurigai terinfeksi virus Corona ternyata setelah didiagnosis hanya mengidap radang tenggorokan atau faringitis. Demikian keterangan resmi Direktur Utama Rumah Sakit Daerah (RSD) Gunung Jati Kota Cirebon Ismail Jamaludin.

"Dari hasil diagnosisnya itu yang bersangkutan (WNA China XC) mengalami faringitis," kata Ismail di Cirebon, Selasa (11/2).

Baca Juga

Ismail mengatakan, XC dipastikan tidak terinfeksi virus corona sesuai hasil laboratorium yang telah diterima oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon. Meskipun XC negatif terinfeksi virus Corona, pihaknya akan terus memantau keadaan yang bersangkutan sampai benar-benar meninggalkan Cirebon.

"Masih kita pantau, sampai yang bersangkutan benar-benar meninggalkan Cirebon," tuturnya.

Ismail menambahkan pada Selasa (11/2) pagi, XC telah keluar dari ruang isolasi setelah dipastikan negatif terinfeksi virus Corona. XC jugas udah kembali ke Losari, Kabupaten Cirebon, untuk melanjutkan latihan tari topeng.

"Tadi pagi sudah dijemput rekannya untuk ke Losari lagi sambil menunggu keberangkatan ke Yogyakarta," katanya.

Ismail mengatakan, XC datang berobat ke RSD Gunung Jati Kota Cirebon, pada Selasa (4/1), di mana saat itu yang bersangkutan mengalami demam tinggi, sakit tenggorokan dan batuk-batuk. Sehingga, pihak rumah sakit dan juga dokter yang menanganinya memutuskan XC diisolasi, karena yang bersangkutan berasal dari Provinsi Hubei, China.

Setelah itu pihak rumah sakit dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon bekerja sama dengan Balai Besar Teknik Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), untuk mengambil spesimen melalui swab tenggorokan dan hidung.

"Sudah dilakukan swab tenggorokan dan hidung dan dari hasil laboratorium tidak ada pneumonia, namun sejak 4 Februari lalu kita lakukan pengawasan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement