Selasa 11 Feb 2020 20:35 WIB

Tim KKN UNS Ajak Siswa Sambas Buat Boneka Ramah Lingkungan

Memanfaatkan barang- barang bekas seperti limbah serbuk kayu dan kaus kaki bekas.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
KKN UNS. Kegiatan kuliah kerja nyata (KKN) mahasiswa Universitas Sebelas Maret di sekolah anak-anak TKI di Sabah, Malaysia.
Foto: dok. Tim KKN UNS
KKN UNS. Kegiatan kuliah kerja nyata (KKN) mahasiswa Universitas Sebelas Maret di sekolah anak-anak TKI di Sabah, Malaysia.

REPUBLIKA.CO.ID,SURAKARTA — KKN Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta di Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat ajak siswa/siswi SMP Negeri 2 Sajingan Besar, Kecamatan Sajingan Besar menyulap barang bekas menjadi bermanfaat. Sebanyak 20 mahasiswa UNS --yang tergabung dalam Tim KKN Kemitraan Sambas—tersebut, mengkreasikan pemanfaatan kaus kaki bekas serta limbah serbuk kayu menjadi boneka ‘Horta’ atau boneka ramah lingkungan.

Pembuatan boneka ramah lingkungan ini didasari terhadap keprihatinan mereka terhadap banyaknya barang bekas yang ada di sekitar lingkungan masyarakat Desa Sanatab, Kecamatan Sajingan Besar.

Ketua Tim KKN UNS Kemitraan Sambas, Fazar mengatakan, potensi di Desa Sanatab adalah sektor pertanian. Melalui pembuatan boneka ini diharapkan bisa menjadi salah satu langkah yang bermanfaat bagi genersi muda setempat.

“Termasuk di dalamnya untuk mengenalkan pemanfaatan bidang pertanian serta kreatifitas berwawasan lingkungan, kepada para siswa yang ada di sekolah tersebut,” ungkapnya, melalui Humas UNS, Selasa (11/2).

Untuk bahan yang digunakan dalam pembuatan boneka horta ini, jelasnya, berupa pemanfaatan limbah serbuk kayu, kaus kaki bekas, benih padi, pupuk kandang, benang dan kain flannel. Berbagai macam bentuk boneka berhasil dibuat oleh Tim KKN UNS Kemitraan Sambas bersama siswa SMP Negeri 2 Sajingan Besar. Boneka horta tersebut ada yang berbentuk seperti manusia, kura- kura, gajah dan masih banyak lagi.

Fazar juga menambahkan, proses pembuatan boneka horta sangat mudah dan sederhana. Pertama dengan memasukkan serbuk kayu, pupuk kandang dan benih padi ke dalam kaus kaki bekas.

Sedangkan serbuk kayu dan pupuk kandang digunakan sebagai media pengisi boneka, yang selanjutnya akan diberi benih padi --sebagai rambut boneka-- ketika benih tersebut telah tumbuh.

Selanjutnya, kaus kaki yang telah terisi bahan- bahan tersebut dibentuk menjadi bagian- bagian tubuh manusia atau binatang yang kemudian dihias sekreatif mungkin. “Sehingga menyerupai bentuk asli dari tokoh dalam boneka tersebut,” katanya.

Kelebihan dari boneka ini, masih jelas Fazar, sangat ramah lingkungan karena memanfaatkan barang- barang bekas seperti limbah serbuk kayu dan kaus kaki bekas. Selain itu, kegiatan ini juga memadukan lingkungan hidup dengan pertanian, adanya benih padi dan pupuk kandang bertujuan untuk  menumbuhkan benih menjadi padi sebagai tambahan rambut pada boneka.

“Dengan pembuatan boneka horta ini, diharapkan dapat memberikan pendidikan kepada siswa agar mereka lebih mencintai lingkungan dan mampu  memanfaatkan barang bekas yang ada di sekitar,” katanya.

Nisa, seorang siswi SMP Negeri 2 Sajingan Besar menungkapkan, kegiatan ini sangat menarik guna menumbuhkan kreativitas siswa. Bahkan boneka yang dibuat juga memiliki nilai estetis dan ekonomis.

“Saya sangat senang ketrampilan ini bisa dimanfaatkan untuk mengisi waktu luang, mengasah keterampilan dan tetap mencintai lingkungan, karena memanfaatkan barang bekas yang ada di sekitar rumah,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement