Rabu 12 Feb 2020 01:56 WIB

Pemerintah Siapkan Insentif Penerbangan Domestik

Insentif diberikan ke penerbangan tujuan terdampak penurunan turis China.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Indira Rezkisari
Sejumlah wisatawan asing asal China antre di konter lapor diri (check-in) Terminal Keberangkatan Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, Selasa (28/1/2020). Virus corona menyebabkan sejumlah daerah wisata di Indonesia terimbas dengan minimnya turis China.
Foto: Antara/M N Kanwa
Sejumlah wisatawan asing asal China antre di konter lapor diri (check-in) Terminal Keberangkatan Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, Selasa (28/1/2020). Virus corona menyebabkan sejumlah daerah wisata di Indonesia terimbas dengan minimnya turis China.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah sedang menyiapkan insentif untuk penerbangan domestik tujuan Manado di Sulawesi Utara, Batam dan Bintan di Kepulauan Riau, serta Bali. Tiga daerah tersebut menjadi yang paling terkena dampak penutupan penerbangan langsung dari dan menuju negara China.

Dengan adanya insentif, diharapkan aliran wisatawan domestik bisa menambal kosongnya turis Cina.

Baca Juga

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan bahwa kebijakan ini masih berupa konsep awal, alias belum bisa dijalankan. Usai sidang kabinet di Istana Bogor, Budi mengaku pemerintah belum memutuskan insentif seperti apa yang bisa diberikan kepada maskapai. Namun ia membenarkan bahwa solusi pemberian insentif ikut dibicarakan bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Saya belum tahu insentifnya seperti apa nanti," ujar Budi ditemui di Istana Bogor, Selasa (11/2).

Insentif yang akan diberikan, ujar Budi, akan lebih menyasar rute penerbangan spesifik dan hotel di tiga destinasi yang dimaksud. Artinya, bisa saja nanti akan ada bundling atau paket wisata dengan tarif yang lebih murah, termasuk di dalamnya adalah tarif pesawat dan hotel.

"Paling simple kasih voucher. Kasih aja insentif ke penerbagan sama hotel," kata Budi.

Sebelumnya sejumlah skema pemberian insentif ikut diusulkan, namun Budi tak yakin opsi-opsi tersebut bisa dijalankan. Beberapa ide di antaranya adalah insentif pembelian avtur untuk pesawat. Opsi lainnya adalah pemberian insentif perpajakan kepada pengusaha hotel atau maskapai.

"Tapi kan tidak langsung. Jadi ini yang dibutuhkan insentif ini langsung yang membuat orang itu ambil keputusan terus langsung ke sana. Kalau pajak cuma memperbaiki kinerja perusahaan atau korporasi itu," jelas Budi.

Sebelumnya pemerintah memang mengarahkan seluruh kementerian/lembaga untuk ikut menggenjot belanja anggaran ke sektor pariwisata. Demi menambal sepinya turis China di Manado, Bintan, dan Bali misalnya, kementerian/lembaga diarahkan untuk menggelar konferensi atau acara serupa di sana. Hal ini diharapkan bisa menopang lesunya perekonomian di tiga daerah tersebut.

China merupakan salah satu penyumbang terbanyak turis asing yang singgah ke Indonesia. Tahun 2019 saja, jumlah wisatawan asal Cina yang masuk Indonesia sebanyak 2,07 juta kunjungan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement