Selasa 11 Feb 2020 09:05 WIB

Hama Tikus Serang Tanaman Jagung di Flores

Sebelumnya, tanaman jagung petani juga sudah rusak akibat serangan ulat grayak.

Hama tikus, ilustrasi
Hama tikus, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Flores Timur Anton Wukak Sogen mengatakan hama tikus mulai menyerang tanaman jagung milik petani di daerah itu. Hama tikus merusak delapan hektare lahan tanaman jagung milik petani. Sebelumnya, petani juga mengeluhkan hama ulat grayak.

“Laporan dari lapangan tidak hanya ulat grayak tapi juga hama tikus juga menyerang tanaman jagung di wilayah Kecamatan Klubagolit,” katanya ketika dihubungi dari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (11/2).

Baca Juga

Dia mengatakan saat ini serangan hama secara bertubi-tubi menyerang tanaman jagung petani di wilayah kabupaten paling timur Pulau Flores itu. Ulat grayak sampai saat ini terus menyerang tanaman jagung seluas 4.585 hektare.

“Karena itu sekarang kami betul-betul berkonsentrasi untuk melakukan pengendalian hama ini karena sudah parah,” katanya.

Dia mengatakan upaya pengendalian hama terus dilakukan baik dengan pendekatan budaya lokal maupun pada tingkat tertentu melalui bahan kimia. Pengendalian harus secara masif karena serangan hama ini dikhawatirkan tidak hanya merusak tanaman jagung, namun juga tanaman lainnya seperti sorgum, padi, dan lainnya karena umumnya pola pertanian di daerah dilakukan secara polikultur.

Sementara itu, seorang petani di Desa Tuwagetobi, Kecamatan Witihama, Kamilus Tupen juga membenarkan adanya serangan hama tikus terhadap tanaman jagung milik petani. “Hama tikus sudah muncul tapi belum kentara, karena rata-rata tanaman jagung untuk petani di Desa Tuwagetobi masih mau berbunga,” katanya ketika dihubungi secara terpisah.

Dia mengatakan informasi yang diperolehnya tikus sudah menyerang tanaman jagung di Kecamatan Klubagolit karena para petani di wilayah itu lebih dulu menanam jagung sehingga sudah menghasilkan buah. “Karena itu kami berharap ada hujan yang sangat lebat karena itu bisa membuat populasi tikus menurun seperti kata orang-orang dulu,” katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement