Senin 10 Feb 2020 20:50 WIB

DKI Perkuat Puskesmas untuk Antisipasi Corona

DKI memperkuat semua fasilitas kesehatan mulai dari rumah sakit hingga puskesmas.

Posko Kesehatan Puskesmas Kecamatan Jatinegara, Jakarta.
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Posko Kesehatan Puskesmas Kecamatan Jatinegara, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menyebutkan prediksi alat deteksi suhu tubuh (Thermal Scanner) hanya bisa mendeteksi 20 persen kemungkinan kasus terjangkit Virus Novel Corona (2019-nCoV). Untuk itu, Pemprov DKI memperkuat pengawasan hingga tingkat Puskesmas.

"Kemudian di terminal-terminal pintu masuk Jakarta, kalau diprediksi hanya bisa mendeteksi 20 persen dari kemungkinan kasus. Karenanya penguatan kami adalah di fasilitas kesehatan hingga tingkat Puskesmas," kata Widyastuti di Balai Kota Jakarta, Senin (10/2).

Baca Juga

Agak sulitnya mendeteksi kasus virus corona, kata Widyastuti, karena dalam kasus 2019-nCoV adanya masa inkubasi selama 14 hari, dari mulai masuknya kuman ke tubuh sampai sakit. "Katakanlah dia baru datang dari satu negara terdampak, karena masa inkubasinya 14 hari, dia belum muncul sehingga ketika lewat thermal scanner enggak terdeteksi," kata dia.

Karena itu, kata Widyastuti, penguatan Dinkes DKI Jakarta adalah di semua fasilitas kesehatan mulai dari rumah sakit pemerintah maupun swasta, klinik, hingga Puskesmas dengan cara sosialisasi info virus vorona dan alur penemuannya. Harapannya, jika ada pasien yang datang dari negara terdampakvirus vorona maka semakin mempertajam dan memperjelas anamnesis (proses komunikasi antara dokter dan pasien yang bertujuan mendapatkan informasi tentang penyakit yang diderita dan lainnya yang berkaitan.

Dengandemikian, dapat mengarahkan diagnosis penyakit) sehingga juga terdeteksi di fasilitas-fasilitas kesehatan.

"Harus kita yang siaga bukan hanya nunggu di bandara, tapi penguatan juga di lapangan," ucap dia.

Kendati demikian, DKI tetap bekerjasama untuk pengawasan pintu-pintu masuk ke Jakarta dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), Imigrasi dan pihak berwenang dengan melibatkan diri dalam "Public Health Emergency Operating Centre" (PHEOC). "Selalu ada komunikasi antara kami dengan pihak-pihak yang berada di pelabuhan-pelabuhan," kata Widyastuti.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement