Senin 10 Feb 2020 20:35 WIB

80 Warga Miskin di Banyumas Ikuti Pelatihan Ekonomi Kreatif

Peserta bisa membawa pulang bahan/alat yang akan dipraktekkan di rumah.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Muhammad Fakhruddin
Usaha kecil menengah/UKM (ilustrasi)
Foto: Antara
Usaha kecil menengah/UKM (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,PURWOKERTO -- Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dinpertan KP) Kabupaten Banyumas, berupa melakukan terobosan dalam mengangkat kehidupan warga miskin di daerahnya. Terobosan tersebut, antara lain dengan menggelar kegiatan pelatihan ekonomi kreatif, berupa pelatihan pembuatan sapu glagah dan melakukan budi daya ulat sutra.

''Sebanyak 80 warga miskin dari berbagai wilayah di Banyumas kami ikutkan dalam pelatihan ini. Selain itu, kami juga menyertakan sekitar 200 perempuan anggota Wanita Kelompok Tani,'' jelas Kepala Dinpertan KP, Widarso, dalam pelatihan penguatan ekonomi di Baturraden, Senin (10/2).

Dalam kegiatan tersebut, pihak Dinpertan KP menghadirkan dua narasumber, antara lain dari PT Sutera Cahaya Eri Surabaya yang merupakan eksportir sutera, dan CV Glagah Arjuna Broom Purbalingga yang merupakan eksportir alat rumah tangga. ''Kita menggelar pelatihan ini untuk meningkatkan kemampuan warga miskin dalam mengembangkan ekonomi kreatif,'' jelasnya.

Menurutnya, total peserta pelatihan sebenarnya ada sebanyak 380 orang. Selain dari warga miskin dan perempuan anggota KWT, pihaknya juga menghadirkan 100 pelaku usaha kecil olahan pangan. ''Perlatihan yang kami gelar ada tiga jenis pelatihan. Selain pelatihan ekonomi kreatif berupa pelatihan kerajinan sapu glagah dan budidaya ulat sutera, kami juga memberikan pelatihan pelatihan peningkatan kualitas mutu pangan,'' jelasnya.

Dia menyebutkan, setelah mengikuti pelatihan ini, warga yang mengikuti pelatihan ekonomi kreatif bisa membawa pulang bahan/alat yang akan dipraktekkan di rumah. ''Nantinya, hasil produksi mereka akan diambil oleh narasumber yang kebetulan juga merupakan kalangan eksportir,'' katanya.

Bupati Banyumas Achmad Husein yang hadir membuka acara pelatihan itu, meminta peserta serius mengikuti pelatihan, mengingat setelah pelatihan para peserta dibekali bahan dan peralatan untuk praktek. ''Saya berkomitmen, bila ada kelompok yang sudah bisa dan terampil dengan kerajinannya, akan saya bantu modalnya. Bahkan saat ini saya minta Dinpertan KP untuk membantu pengadaan bibit glagah yang bisa ditanam di sekitar rumah,'' katanya.

Dia menyebutkan, prospek ekspor sapu berbahan baku glagah saat ini sangat terbuka luas. Bahkan, pihak eksportir mengaku tidak mampu memenuhi seluruh permintaan ekspor karena terbatasnya jumlah produksi. ''Ini merupakan peluang yang harus bisa kita manfaatkan,'' katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement