Senin 10 Feb 2020 19:00 WIB

Kasus Demam Berdarah di Kota Serang Meningkat

Terbanyak kasusnya berada di daerah perkotaan.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Agus Yulianto
Seorang ibu menjaga anaknya yang terserang Demam Berdarah Dengue (DBD) yang dirawat RSUD SK Lerik di Kota Kupang NTT Kamis, (24/1/19).
Foto: Antara/Kornelis Kaha
Seorang ibu menjaga anaknya yang terserang Demam Berdarah Dengue (DBD) yang dirawat RSUD SK Lerik di Kota Kupang NTT Kamis, (24/1/19).

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Serang mencatat kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pada awal 2020 ini meningkat. Data Dinas Kesehatan menyebut ada 46 kasus pada Januari 2020 saja, sementara pada Januari di tahun sebelumnya hanya ada 23 orang yang terserang demam berdarah.

Kepala Dinas Kesehatam M Ikbal menyebut, peningkatan kasus DBD ini paling banyak terjadi di wilayah perkotaan seperti di Kecamatan Serang dan Kecamaran Cipocok. Padatnya jumlah penduduk beserta perilaku masyarakat yang cenderung masih abai dengan kebersihan, kata Ikbal, menjadi masalah utama peningkatan kasus ini.

"Memang ada peningkatan. Taipi, kalau untuk data terbaru, sampai Februari ini masih kita hitung dan ferivikasi. Terbanyak itu kasusnya di daerah perkotaan memang seperti Kecamatan Serang dan Cipocok, dua daerah itu kan memang padat ya," kata M Ikbal, Senin (10/2).

Pihaknya sudah mengantisipasi penyebaran penyakit ini, bahkan setiap tahunnya selalu ditambah program mitigasinya. Upaya seperti menyebar kader Juru pemantau jentik (jumantik) dari mulai tingkat keluarga hingga kelurahan sudah diperbanyak. 

"Data yang ada, jumantik itu bertambah setiap tahun, kalau beberapa tahun lalu, satu kelurahan mungkin cuma puluhan, sekarang sudah bisa ratusan. Kader itu kita galakkan mulai dari tingkat keluarga, bisa istri, suami, menantu atau siapapun dalam keluarga yang tugasnya memantau kebersihan air," tuturnya.

Program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) juga digalakkan Pemkot Serang dan diimbau pelaksaaannya di setiap keluarga. Tempat-tempat lain yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, seperti di lahan kosong hingga tempat pembuangan sampah juga akan semakin diperbanyak karrna melihat data peningkatan kasus DBD ini.

"Musim hujan ini kan sepertinya masih panjang, dampai sekitar April nanti. Maka saya harap masyarakat untuk lebih waspada, mulai dengam menguras bak mandi minimal dua kali seminggu, kalau tidak mau bisa menggunakan obat abate. Juga berupaya menutup tempat-tempat yang berpotensi menampung air," tuturnya.

Camat Serang Yassin mengaku, masih memverifikasi data yang menyebut daerahnya tergolong tertinggi kasus DBD. Meski begitu, sekitar Lima Puskesmas akan selalu siaga memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat untuk menangani oenyakit ini.

Dalam waktu dekat, Yassin menuturkan, pihaknya juga akan menggelar rapat koordinasi lintas sektor yang salah satunya juga membahas terkait penanganan penyakit ini. Upaya lanjutan untuk mencegah warganya dari demam berdarah masih akan dibahas. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement