REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Kiai Said Aqil Siroj menyatakan, pembangunan terowongan bawah tanah yang akan dibangun antara Istiqlal-Katederal tak perlu. Sebaliknya, menurut dia, akan lebih baik jika dibangun kerja sama di bidang lainnya.
“Baik di bidang teknologi atau ekonomi. Atau berbagi informasi dan saling menjalin kebersamaan sikap, terkait kondisi dalam dan luar negeri,” ujar dia, Ahad (9/2).
Sambung dia, hal tersebut dinilai lebih bermanfaat dan bisa menjaga martabat bangsa ke depannya. Dia menegaskan, pembangunan terowongan antar dua rumah ibadah beda agama itu dinilai tidak perlu.
Bahkan, Kiai Said Aqil menyatakan bahwa pembangunan itu tak ada nilainya. “Apa urgensinya terowongan itu?” tanya dia.
Secara umum, terowongan antar rumah ibadah itu dipandang Istana sebagai mobilisasi jamaah dari Istiqlal menuju Katederal atau sebaliknya. Selain tentunya dari pesan simbolik yang disampaikan.
Namun demikian, Kiai Said Aqil mempertanyakan tujuan dari proyek itu. Lebih spesifik ia mempertanyakan proyek itu hanya sebagai strategi politik semata.
“Harus ada nilai,” katanya.
Dalam prosesnya, rencana pembangunan terowongan silaturahmi itu pertama kali dikatakan oleh Presiden RI, Jokowi pada saat meninjau renovasi Masjid Istiqlal pada Jumat (7/2) lalu. Ke depannya, proses pembangunan terowongan bawah tanah itu akan dilakukan Bersama dengan renovasi besar di Masjid Istiqlal.
Masjid Istiqlal telah direnovasi sejak Mei 2019 lalu. Lebih lanjut, masjid terbesar di Asia Tenggara itu akan diperbaiki bagian dalam masjid, selain dari kamar mandi dan fasilitas wudhunya.
Selain itu, pemasangan 104 CCTV juga akan dilakukan, bersamaan dengan penggantian karpet dan mihrab.