REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia Political Opinion (IPO) telah merilis hasil survei persepsi masyarakat terhadap 100 hari kerja pemerintahan Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin. Dari hasil survei tersebut ada beberapa nama menteri yang mendapatkan nilai positif masyarakat. Salah satunya Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.
Selain menjadi menteri yang paling disukai masyarakat, Erick Thohir juga dianggap seorang menteri yang pantas dijadikan sebagai role model atau teladan.
Saat ditanyakan, pendapat responden, tokoh di Indonesia Maju yang bisa dijadikan pedoman atau role model, sebanyak 31,1 persen responden memilih Erick Thohir. "Kesimpulan publik, Erick berhasil lakukan strukturisasi BUMN," ujar Direktur Eksekutif IPO, Saat dihubungi Republika.co.id, Ahad(9/2).
Di urutan kedua, sosok tokoh Indonesia Maju yang patut dijadikan teladan adalah Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno LP Marsudi dengan skor 25 persen. Kemudian disusul Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono sebesar 21,5 persen.
Sedangkan untuk posisi paling akhir ditempati Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dengan hanya 11 persen. Di atas Prabowo, ada Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD dengan 14,5 persen. Serta Menteri keuangan (Menkeu) Sri Mulyani cuma mendapatkan 15 persen.
Sementara faktor pilihan dari responden ada beberapa alasan. Di antaranya, kesesuaian sebesar 23 persen, profesionalitas sebesar 14 persen. Kemudian hasil kerja sebesar 16 persen, juga dianggap pintar sebesar 9 persen. Serta berwibawa sebesar 9 persen.
"Berwibawa 10 persen, tegas 6 persen dan lain-lainnya sebesar 22 persen," tulis IPO dalam rilis hasil surveinya.
Menurut Dedi, survei opini publik ini menggunakan teknik wellbeing purposive sampling (WPS), pengarsipan data WPS memungkinkan pendapat publik tersimpan dengan model spiral majority, setiap surveyor mendistribusikan kuesioner secara ganjil.
Pengukuran keabsahan data menggunakan triangulasi bertingkat, yakni membandingkan antar data terinput, dengan analisis coder expert dan pengecekan ulang melalui wawancara via telepon sejumlah 20 persen dari total populasi sampel. Validitas data dengan metode ini dalam rentang minimum 94 persen, dan maksimum 97 persen.