Ahad 09 Feb 2020 06:19 WIB

Penurunan Angka Prevalensi Stunting Perlu Didukung

Menkes meminta jangan sampai ada stunting, kematian ibu dan bayi.

Seminar Hari Pers Nasional 2020 dengan tema 5W + 1H, Pemetaan Masalah dan Solusi Penanganan Stunting Guna Menyiapkan Generasi SDM Unggul Menuju Indonesia Emas, Sabtu (8/2).
Foto: Istimewa
Seminar Hari Pers Nasional 2020 dengan tema 5W + 1H, Pemetaan Masalah dan Solusi Penanganan Stunting Guna Menyiapkan Generasi SDM Unggul Menuju Indonesia Emas, Sabtu (8/2).

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Pemenuhan gizi yang baik selama 1.000 hari pertama kehidupan akan membuat kemampuan anak untuk tumbuh dan belajar menjadi lebih baik. Kecukupan gizi selama hamil hingga tahun-tahun pertama kehidupan anak berperan dalam membentuk fungsi otak hingga membantu memperkuat sistem imun.

Pemerintah mengatakan pentingnya 1.000 hari pertama kehidupan yang dimulai dari kehamilan selama 9 bulan dan anak berusia 2 tahun. Hal itu ditegaskan oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Prof Dr Muhadjir Effendy pada seminar Hari Pers Nasional 2020 dengan tema 5W + 1H, Pemetaan Masalah dan Solusi Penanganan Stunting Guna Menyiapkan Generasi SDM Unggul Menuju Indonesia Emas.

Pemerintah menargetkan penurunan angka stunting balita di Indonesia menyentuh angka 14 persen pada 2024, sementara Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) Bappenas menargetkan penurunan sebesar 20 persen. Target penurunan stunting itu ditegaskan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Namun untuk menurunkan prevalensi angka stunting ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata namun juga perlu kerjasama dengan lintas sektoral baik dari pemerintah pusat, daerah, industri, akademisi, hingga masyarakat agar program terlaksana secara konvergen, efektif dan terukur.

Menteri Kesehatan Letjen TNI Terawan Agus Putranto memaparkan, titik dimulainya pembangunan komitmen peningkatkan status gizi dengan menjamin kesehatan ibu hamil, kesehatan bayi, kesehatan balita, dan kesehatan anak sekolah karena merupakan umur emas untuk mencetak manusia Indonesia yang unggul. Jangan sampai ada stunting, kematian ibu dan bayi.

Pada kesempatan yang sama, Corporate Communication Director Danone Indonesia Arif Mujahidin, yang juga menjadi salah satu pembicara, mengatakan Danone di Indonesia juga turut berpartisipasi dalam upaya mengatasi masalah stunting melalui aneka program edukasi serta riset dan kegiatan ilmiah bekerjasama dengan beragam pemangku kepentingan termasuk media, pakar gizi dan kesehatan serta otoritas dan lembaga yang memiliki semangat yang sama dalam mengatasi stunting.

"Danone di Indonesia melakukan kerjasama dengan beragam media untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman wartawan pada isu gizi dan kesehatan termasuk stunting. Di antara program yang dilakukan adalah Bincang Gizi, Bidik Nutrisi dan Jelajah Gizi yang melibatkan wartawan dari berbagai daerah di Indonesia," ujar Arif dalam rilisnya, Sabtu (8/2).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement