REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian menggelontorkan cabai rawit merah dan cabai merah keriting di enam pasar DKI Jakarta, guna menstabilkan harga komoditas tersebut. Operasi pasar untuk komoditas cabai tersebut digelar di Pasar Induk Kramat Jati (PIKJ) dan lima pasar eceran, yaitu Pasar Pondok Labu, Pasar Minggu, Pasar Kramat Jati, Pasar Cijantung dan Pasar Kebayoran Lama.
"Kami menggelontorkan cabai langsung ke pasar eceran supaya lebih tepat sasaran dan harga jual juga cepat kembali normal," kata Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Agung Hendriadi di Jakarta, Sabtu (8/2).
Sebanyak 7 ton cabai rawit merah dipasok ke PIKJ dengan harga Rp50.000/kg, sedangkan di pasar eceran sebanyak 1,5 ton cabai digelontorkan dengan harga Rp40.000/kg untuk cabai merah keriting dan Rp50.000/kg untuk cabai rawit merah. Gelaran operasi pasar yang gencar dilakukan Kementerian Pertanian melalui Toko Tani Indonesia Center (TTIC) tersebut sebagai upaya menekan harga cabai khususnya di DKI Jakarta dan sekitarnya agar kembali normal.
Agung menjelaskan bahwa tentu tidak serta merta harga turun drastis, namun dampak operasi pasar sudah mulai terlihat dan dirasakan. Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan BKP Risfaheri menyatakan bahwa harga cabai per Jumat (7/2) sore, sudah berangsur turun.
Harga cabai rata-rata mulai bergerak turun, seperti di Pasar Kramat Jati dari harga Rp100.000 per kg turun menjadi Rp80.000 per kg, kemudian di Pasar Minggu dari harga Rp100.000 per kg turun menjadi Rp85.000 per kg.
"Diharapkan besok harganya terus turun, karena hari ini saja masuk pasokan ke Pasar Induk Kramat Jati sekitar 7,02 ton," kata Risfaheri.
Kementerian Pertanian akan terus menggelontorkan cabai ke DKI hingga harga normal dengan mendatangkan cabai dari sentra produksi di luar Jawa.