Sabtu 08 Feb 2020 17:10 WIB

Kesbangpol Jambi Petakan Potensi Radikalisme

Kesbangpol Jambi memantau dan memetakan potensi radikalisme di wilayahnya

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Aksi radikalisme. Kesbangpol Jambi memantau dan memetakan potensi radikalisme di wilayahnya. (ilustrasi)
Foto: indianmuslimobserver.com
Aksi radikalisme. Kesbangpol Jambi memantau dan memetakan potensi radikalisme di wilayahnya. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Jambi terus memantau dan memetakan potensi paham radikalisme yang sudah masuk ke beberapa kabupaten di Jambi. Pernyataan ini diungkapkan Kabid Penanganan Konflik Kesbangpol Provinsi Jambi, Sigit Eko Yuwono.

Menurutnya paham radikalisme di Provinsi Jambi sudah masuk di beberapa kabupaten sehingga diperlukannya sosialisasi pencegahannya. "Saat ini Kesbangpol Jambi sedang melakukan pemantauan, pemetaan, dan terus melakukan pengawasan terhadap sekelompok orang yang terpapar paham radikalisme di beberapa kabupaten dalam Provinsi Jambi," katanya pada Sabtu (8/2).

Baca Juga

Langkah yang dilakukan Kesbangpol Jambi adalah dengan melakukan sosialisasi pencegahan terhadap paham radikalisme di kalangan generasi muda di Jambi. Hal itu dilakukan karena sudah terbukti di beberapa kabupaten di Jambi ada beberapa kelompok yang sudah terpapar paham radikalisme.

"Buktinya dari beberapa kejadian terakhir beberapa waktu lalu yang ditangani Densus 88 bahwa di Jambi sudah ada jaringannya dan terakhir seorang terduga teroris ditembak mati di Riau dan pelakunya adalah warga Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi," kata Sigit.

Kasus terduga teroris yang ditembak mati oleh tim Densus 88 terjadi di Riau pada Kamis (6/2). Tim Dokkes Polres Tebo pada Jumat (07/2) telah mengambil sampel DNA terhadap Rafikoh (22) maupun Adzrirl (7 bulan) yang merupakan istri dan anak kandung pelaku terduga teroris WF.

Pengambilan sample DNA berupa air liur tersebut untuk mencocokkan ciri-ciri fisik terduga teroris dengan keluarganya. Pengambilan sampel DNA ini dilakukan di rumah kediaman Nasrun warga Desa Teluk Pandan Rambahan yang merupakan keluarga terduga teroris.

Sejauh ini belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian terkait hasil DNA tersebut. Air liur diambil untuk mencocokkan apakah istri dan anak ini benar keluarga terduga teroris.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement