REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins menyatakan kesediaan untuk terus melanjutkan kerja sama lingkungan dengan Indonesia. Terlebih Inggris akan menjadi tuan rumah konferensi iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), COP26, pada tahun ini.
Jenkins mengatakan Indonesia merupakan salah satu negara yang akan merasakan dampak langsung dari perubahan iklim. Ia mencontohkan kondisi Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau akan sangat berdampak besar dengan kondisi naiknya permukaan air laut.
"Indonesia sangat rentan terhadap beberapa dampak terburuk dari perubahan iklim," ujar Jenkins dalam pernyataan resmi yang diterima Republika belum lama ini.
Kunjungan Utusan Inggris untuk COP26 John Murton yang ke Jakarta pekan ini pun menunjukkan betapa pentingnya kontribusi Indonesia dalam memenuhi ambisi global Inggris dalam perubahan iklim. Murton telah bertemu dengan perwakilan pemerintah Indonesia, pelaku bisnis, serta anggota LSM membahas poin-poin yang bisa dicapai dalam kerja sama antara Inggris dan Indonesia dalam sektor ini.
"Inggris siap melanjutkan kerja sama dengan Indonesia dalam mitigasi dan adaptasi menuju ekonomi yang lebih bersih dan lebih sejahtera," kata Jenkins.
Untuk mengatasi perubahan iklim, Inggris adalah salah satu negara pertama yang menulis target emisi karbon 'net zero' menjadi undang-undang. "Kami mendorong lebih banyak negara untuk mengikuti jejak kami," ujar Jenkins.
Dalam menyambut COP26 diadakan Year of Climate Action. Acara tersebut akan meminta semua negara untuk meningkatkan ambisi Kontribusi yang Ditentukan Secara Nasional (Nationally Determined Contributions) untuk membatasi emisi karbon, termasuk Indonesia.
Pada penandatanganan kerja sama lima tahun lalu di Paris yang terdiri atas para pemimpin dunia berkomitmen untuk mengatasi perubahan iklim. Mereka sepakat untuk menjaga suhu rata-rata global naik di bawah dua derajat celcius dan berusaha membatasi kenaikan hingga 1,5 derajat celcius.