REPUBLIKA.CO.ID, oleh Nawir Arsyad Akbar, Arif Satrio Nugroho
Partai Amanat Nasional (PAN) akan memilih ketua umum periode 2020-2025 dalam Kongres V yang digelar pada 10-12 Februari mendatang. Ketua Steering Comittee (SC) Eddy Soeparno mengatakan, bahwa pihaknya mulai membuka pendaftaran mulai Sabtu (8/2).
"Panitia sudah resmi membuka pendaftaran calon ketua umum periode 2020-2025 itu sejak 8-10 Februari 2020. Pendaftaran bisa dilakukan di Jakarta maupun Kendari," ujar Eddy lewat keterangan tertulisnya, Jumat (7/2).
Bagi kandidat yang ingin mendaftar di Jakarta, dapat melakukannya di Sekretariat DPP PAN, Jalan Daksa, Jakarta. Sedangkan, calon ketua umum yang mendaftar di Kendari, Sulawesi Tenggara, dapat melakukannya di Ruang SC di Hotel Claro.
Sejauh ini, sudah ada empat orang yang menyatakan diri maju sebagai calon Ketua Umum PAN. Keempatnya, yakni Ada pejawat ketua umum Zulkifli Hasan, Wakil Ketua Komisi III DPR Fraksi PAN Mulfachri Harahap, mantan Menteri PanRB Asman Abnur, dan Wakil Ketua Dewan Kehormatan PAN Drajad Wibowo.
"Semuanya adalah kader-kader terbaik Partai Amanat Nasional," ujar Eddy.
Dinamika yang terjadi sebelum dan jelang Kongres V PAN juga dipandang sebagai bentuk demokrasi di partai. Pada akhirnya setelah pemilihan berlangsung, semua kader akan mendukung penuh ketua umum yang terpilih.
Diketahui, ada 590 pemilik suara yang akan memilih ketua umum. Terdiri dari 34 DPW yang memiliki dua hak suara dan 514 DPD yang masing-masing memiliki satu hak suara.
Ditambah tiga suara dari Ketua Umum, Sekretaris Jenderal, dan Bendahara Umum PAN. Sedangkan sisanya merupakan suara dari sejumlah organisasi sayap partai berlambang matahari itu.
Adapun Kongres V PAN akan digelar di Kendari, Sulawesi Tenggara. Sekretaris OC Saleh Partaonan Daulay menjelaskan, Kendari dipilih karena prestasinya pada pemilihan legislatif (Pileg) 2019.
"Pelaksanaan di Sultra ditujukan juga sebagai bentuk apresiasi terhadap keberhasilan mereka dalam memenangkan pileg yang lalu," ujar Saleh.
Selain itu, banyak kader PAN yang pernah memimpin daerah-daerah di Sulawesi Tenggara. Beberapa di antaranya, seperti mantan Gubernur Sultra selama dua periode Nur Alam dan Wakil Wali Kota Palu Sigit Purnomo Syamsuddin Said atau Pasha 'Ungu'.
"Terbukti PAN bisa menempatkan kadernya sebagai Ketua DPRD Provinsi. Begitu juga perolehan kursi DPRD di kabupaten/kota yang meningkat," ujar Saleh.
Ia berharap, Kongres V PAN dapat berjalan dengan lancar dan baik. Serta memberikan dampak positif kepada masyarakat Sultra, khususnya Kendari.
"Diharapkan akan berdampak positif bagi Sultra. Selain berharap mendatangkan wisatawan, perhelatan kongres diyakini akan membangkitkan perekonomian masyarakat di sana," ujar Saleh.
Sementara itu, Ketua DPW PAN Sultra Abdurrahman Saleh mengatakan bahwa Kendari siap menjadi tuan rumah Kongres V. Fasilitas, sarana, dan prasarana penunjamg acara juga disebutnya telah rampung.
OC disebut siap mengakomodasi peserta kongres di 32 hotel yang terdiri dari 1.200 kamar. Selain itu, sarana transportasi juga telah disiapkan pihaknya. Agar pelaksanaannya dapat berjalan lancar pada 10 hingga 12 Februari mendatang.
Dalam acara tersebut, juga akan diadakan pesta rakyat yang mengambil tema "Pagelaran Anak Negeri". Di mana akan menampilkan hiburan, seperti tarian dengan pakaian adat.
"Kongres V PAN Sultra benar-benar menjadi pesta rakyat, karena dalam pembukaan akan menampilkan adat yang ada di Sultra," ujar Abdurrahman.
Ia berharap, Kongres V PAN dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat Kendari. Serta menjadi momentum kebangkitan PAN.
"Agenda lima tahunan ini akan berdampak positif di semua sektor kepada masyarakat, khususnya para pelaku usaha," ujar Abdurrahman.
Partai Amanat Nasional (PAN) menggelar perayaan ulang tahun partai yang ke 21 di kolong jembatan jalan tol Pejagalan, Pluit, Jakarta Utara, Jumat (23/8).
Namun, penetapan lokasi kongres di Kendari bukan tanpa penolakan. Sebagian kader PAN sebelumnya meminta lokasi kongres untuk segera dievaluasi.
Wakil Bendahara Umum DPP PAN Basiruddin Amiruddin mempertanyakan penentuan lokasi Kongres PAN yang menurutnya ditentukan sepihak oleh Zulhas. Menurut dia, harus ada verifikasi administrasi dan faktual kesiapan dan kesediaan lokasi yang sudah disebutkan sebelumnya ada beberapa provinsi calon tuan rumah.
"Selanjutnya, dibawa pada forum resmi yaitu rapat pengurus Harian untuk menentukan tempat dan lokasi Kongres sehingga lebih fair," ujar Basiruddin saat dihubungi, Kamis (23/1).
Dia mencontohkan, Rapat Harian DPP PAN beberapa waktu yang lalu mengagendakan persiapan pelaksanaan Kongres. Namun materi Kongres tidak dibahas. Menurut dia, Zulhas justru langsung menunjuk Sekjen PAN sebagai Ketua SC dan menunjuk Ketua OC dalam kondisi rapat yang tidak kondusif.
"Padahal yang kita mau rapatkan di Pengurus Harian adalah quorum kepesertaan rapat karena banyak pengurus harian yang tiba tiba namanya hilang," katanya.
Basiruddin mengatakan, Kongres PAN merupakan event lima tahunan partai dan tempat melahirkan pemimpin partai. Sehingga, seharusnya ikuti saja mekanisme rapat harian tentang lokasi, SC, OC secara terbuka.
Politikus PAN Muslim Ayub juga menentang lokasi kongres tersebut. Ia menilai, Kendari tidak representatif. Muslim mencontohkan beberapa aspek, misalnya dari ketersediaan hotel di Kendari yang tidak memadai untuk menampung para kader PAN untuk hadir dalam pesta lima tahunan partai tersebut.
"Berapa sih jumlah hotel disana, bintang lima saja hanya satu, selebihnya bintang tiga dan bintang dua, itu tidak bisa menampung ribuan kader PAN yang hadir dalam kongres," kata Muslim saat dihubungi, Kamis (23/1).
Mantan anggota Komisi III DPR RI itu pun mengungkapkan sulitnya akses menuju Kendari, terutama bila melalui jalur penerbangan. Dia mencontohkan, dirinya yang berasal dari Aceh, harus tiga kali transit untuk bisa sampai Kendari, sehingga sangat menyulitkan kader untuk bisa hadir.
Muslim meminta Zulhas dan panitia kongres tidak mempersulit kader untuk hadir dalam kongres partai tersebut. Ia menilai, kader PAN dari Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Papua akan kesulitan menghadiri kalau Kongres dilaksanakan di Kendari.
"Mantan Gubernur Sulawesi Tenggara mengatakan kepada saya bahwa Kendari belum layak dijadikan tempat penyelenggaraan event politik sekelas Kongres PAN," katanya.
Muslim mengatakan, tempat kongres bisa dilakukan di lokasi yang netral bukan tempat asal para kandidat Ketum PAN, misalnya Medan ada kandidat Mulfachri Harahap, Lampung karena ada Zulkifli Hasan, Batam karena ada Asman Abnur.
"Lalu Yogyakarta karena ada Amien Rais, ada banyak lokasi lain yang bisa dijadikan lokasi Kongres misalnya Jawa Barat, Sulawesi Selatan dan Jakarta sehingga jangan di Kendari," ujarnya.
Zulhas dan Penantangnya